Model Pembelajaran Kooperatif Type Two Stay Two Stray
A. PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar di kelas bagi
peserta didik tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang-kadang lancar,
kadang-kadang tersendat. Kadang-kadang menyenangkan, kadang-kadang membosankan.
Dalam hal ini peserta didik dapat memiliki semangat belajar yang tinggi, akan
tetapi kadang bisa juga menjadi rendah. Demikianlah realita yang sering
dihadapi oleh guru pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas.
ilustrasi |
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun
pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu
keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi
belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya
adalah model pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki andil yang
cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh
siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga
tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam
model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satu
model pembelajaran yang dapat melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam belajar
adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (dua tinggal dua
tamu).
Pada dasarnya, model pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentuk pun
merupakan kelompok heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling
membelajarkan dan saling mendukung.
B. PEMBAHASAN
a.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TS-TS)
Menurut Lie model pembelajaran two
stay two stray (Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua
siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain
yang tinggal. Dalam model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua
Tamu), siswa dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada
kelompok lain. Pembelajaran Two Stay Two Stray memungkinkan siswa untuk saling
berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain (Huda, 2011). Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik
dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak
materi yang dijelaskan oleh teman.
Model pembelajaran Two stay two stray
ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk mengembangkan hasil informasi
dengan kelompok lainnya (Hanafiah, 2012). Selain itu, struktur two stay two
stray ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil kesempatan
kepada kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan
kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat
pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah,
kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya.
b.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray
Model pembelajaran two stay two stray
( TSTS ) dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992. Model ini dapat
digunakan pada semua materi pelajaran dan tingkatan usia siswa. Struktur dua
tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan cara saling
mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi. Menurut Lie (2002),
langkah-langkah model pembelajaran yang dilakukan dengan model two stay two
stray yaitu:
1.
Siswa bekerja dalam kelompok berempat seperti
biasa.
2.
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing
diantara dua kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu
ke dua kelompok yang lain.
3.
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka.
4.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5.
Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil
kerja mereka.
Langkah-langkah model pembelajaran two
stay two stray menurut Nadiya dalam Eni (2011) adalah sebagai berikut :
1.
Pembentukan kelompok heterogen. Pembentukkan
kelompok dalam kelas ditentukkan oleh guru yang lebih mengetahui siswa yang
pandai dan siswa yang lemah. Pembentukkan kelompok ini harus bersifat heterogen.
Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian,
jenis kelamin dan suku. Sehingga tidak akan ditemui kelompok yang beranggotakan
siswa yang pandai saja atau sebaliknnya.
2.
Penjelasan materi dan kegiatan kelompok. Guru memberikan
informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa serta
relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat guru memberikan materi
pelajaran, siswa harus sudah berada dalam kelompok masingmasing, kemudian guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Apabila terdapat
kesulitan dalam intepretasi petunjuk kegiatan, siswa dapat meminta bantuan guru
3.
Kelompok memutuskan jawaban yang paling benar
dan memastikan setiap anggota kelompok memahami jawaban tersebut.
4.
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke dua kelompok lain. Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka kepada tamu mereka.
5.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
6.
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil- hasil
kerja mereka.
7.
Pemberian penghargaan. Kelompok yang mempunyai
nilai rata-rata tiap anggota paling baik, pantas diberi penghargaan. Skor yang
dicapai tiap kelompok ini digunakan sebagai dasar pembentukkan kelompok baru
untuk materi berikutnya.
Dari uraian yang telah dipaparkan
diatas, penulis mencoba memberikan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stay. Model pembelajaran two stay two stay adalah model
pembelajaran kooperatif dengan teknik setiap kelompok membagikan hasil atau
informasi kepada kelompok lain. Langkah-langkah pembelajaran two stay two stray
adalah siswa berkelompok kemudian setiap kelompok diberi permasalahan yang
harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi dalam kelompok, dua dari
anggota kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi. Dua
anggota dari kelompok tetap tinggal untuk membagikan informasi kepada tamu yang
datang. Setelah semua informasi didapatkan, mereka kembali ke kelompok masing-masing
untuk berdiskusi mengenai informasi yang diperoleh.
c. Tahapan-tahapan Dalam Model Pembelajaran
Two Stay Two Stray
Menurut Lie Pembelajaran kooperatif
model two stay two stray (TSTS) terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah
membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sistem penilaian, menyiapkan
LKS (lembar kerja siswa) dan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan
masing-masing beranggotakan 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen
dalam hal jenis kelamin dan prestasi belajar.
2. Presentasi guru
Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan
menjelaskan materi secara garis besarnya sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat sebelumnya.
3. Kegiatan kelompok
Dalam kegiatan ini, pembelajarannya menggunakan lembar
kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa
dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi
permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan
klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan
masalah tersebut bersama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan
atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Masing-masing
siswa boleh mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya.
Kemudian dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah, sementara dua
anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota
yang tinggal, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan
melaporkan temuan dari kelompok lain serta mencocokkan hasil kerja mereka.
4. Presentasi kelompok
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan
permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya.
Dalam hal ini masing-masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan memberikan
jawaban atapun tanggapan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil
diskusinya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke jawaban yang benar.
5. Evaluasi kelompok dan penghargaan
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam memahai materi yang telah diberikan dapat dilihat dari
seberapa banyak pertanyaan yang diajukan dan ketepatan jawaban yang telah
diberikan atau diajukan.
Suatu
model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Eko
kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran two stay two stay adalah sebagai
berikut:
1.
Kelebihan model pembelajaran two stay two stray
a.
Pembelajaran akan lebih bermakna.
b.
Pembelajaran berpusat pada siswa.
c.
Siswa akan lebih aktif.
d.
Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
e.
Meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
f.
Dapat meningkatkan minat siswa.
2. Kelemahan
model pembelajaran two stay two stray
a.
Memperlukan waktu yang lama.
b.
Membutuhkan banyak persiapan.
c.
Siswa yang kurang akan bergantung kepada siswa
yang pintar maka ada kecenderungan siswa tidak mau belajar dalam kelompok.
Dari kekurangan model pembelajaran
kooperatif two stay two stray guru dapat mensiasatinya dengan terlebih dahulu
mempersiapkan dan membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau
dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis. Berdasarkan jenis kelamin,
dalam satu kelompok harus ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika
berdasarkan kemampuan akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu
lainnya dari orang yang memiliki kemampuan akademis kurang. Pembentukan
kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling
mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang
yang berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota
kelompok lain.
Implementasi Model Two Stay Two Stray dalam
Pembelajaran Fisika
Model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berbantuan lembar kerja
berstruktur sesuai untuk mengatasi miskonsepsi hukum Archimedes. Hukum
Archimedes sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, batu yang
dijatuhkan ke sungai akan tenggelam. Sebenarnya hukum Archimedes ini berkaitan
erat dengan kehidupan sehari-hari. Namun, siswa masih banyak mengalami
miskonsepsi karena banyak siswa yang mengganggap materi hukum Archimedes sulit
dipahami sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara
optimal bahkan cenderung pasif (Fadriani, 2013).
Solusi
untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi hukum Archimedes dengan
menggunakan model kooperatif tipe two stay two stray karena pada model ini guru
tidak hanya mentransfer ilmu untuk siswa, tetapi guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sama dengan teman, saling bertukar pendapat, gotong royong
dan saling menghargai. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe tipe two
stay two stray diduga mampu membuat siswa berpartisipasi secara aktif di dalam
pembelajaran karena setiap siswa memiliki peran baik sebagai anggota yang
bertamu/berkunjung maupun menjadi anggota yang tinggal untuk menjelaskan
informasi. Kemudian, apabila siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan maka guru akan memberi bimbingan karena hukum Archimedes
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga guru dapat memberikan
penjelasan melalui demonstrasi untuk mempermudah penalaran siswa (Fadriani,
2013).
Menurut
Fadriani (2013) Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yaitu
pembelajaran yang menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang
harus dipelajari tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Dengan kata lain, model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray membutuhkan lembar kegiatan
sebagai bahan untuk berdiskusi.
Lembar
kerja berstruktur merupakan bantuan yang tepat untuk model pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray karena lembar kerja berstruktur adalah
lembar kegiatan yang berisi materi dan permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan konsep materi dan mengaitkan isi pelajaran dengan dunia nyata serta
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena hukum Archimedes sering dijumpai di dalam
kehidupan sehari-hari sehingga pada saat berdiskusi di dalam kelompok akan
mempermudah penalaran siswa untuk saling bertukar pikiran dan melengkapi
informasi satu sama lain (Fadriani, 2013).
C. KESIMPULAN
Model pembelajaran two stay two stray
(Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari
kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal.
Dalam model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua Tamu), siswa
dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran ini bermaksud agar dapat menghasilkan
model pembelajaran baru yang efektif dan menyenangkan bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran two stay
two stray adalah siswa berkelompok kemudian setiap kelompok diberi permasalahan
yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi dalam kelompok, dua
dari anggota kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi. Dua
anggota dari kelompok tetap tinggal untuk membagikan informasi kepada tamu yang
datang. Setelah semua informasi didapatkan, mereka kembali ke kelompok
masing-masing untuk berdiskusi mengenai informasi yang diperoleh.
Adapun beberapa keunggulan model
pembelajaran kooperatif two stay two stray yaitu: pembelajaran akan lebih
bermakna, pembelajarn berpusat pada siswa, siswa akan lebih aktif, siswa lebih
berani mengungkapkan pendapatnya, meningkatkan kemampuan berbicara siswa, dapat
meningkatkan minat siswa. Kelemahan model pembelajaran kooperatif two stay two
stray yaitu memperlukan waktu yang lama, membutuhkan banyak persiapan, siswa yang
kurang akan bergantung kepada siswa yang pintar maka ada kecenderungan siswa
tidak mau belajar dalam kelompok
DAFTAR REFERENSI
Anonim. (2011). Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS. (Online). (www.furaha- sekai.wordpress.com/2011/09/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-two-stay-two-stray.html
diakses 16 Maret 2014).
Aononim. (2012). Makalah Model Pembelajaran Kooperatif. (online).
(http://abazariant.blogspot.com/2012/10/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html
diakses 16 Maret 2014).
Djamarah, Syaiful Bahri. (2012). Guru & Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Eko. (2011). Model pembelajaran kooperatif tipe two. (online).
http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html
diakses Maret 2014)
Fadriani. (2013). Remediasi Hukum
Archimedes dengan Model Two Stay Two Stray Berbantuan Lembar Kerja Bersrtuktur.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. (Online).
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3559, Diakses April
2014).
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Lie, Anita. (2002). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo.
Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. (2012).
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung : PT. Refika Aditama
Slavin, R, E. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa
Media
Tanpa Nama. (_ _ _ _). Model Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu.
(online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249349-model-pembelajaran-dua-tinggal-dua/#ixzz1vIhGuiFY
Diakses tgl 19 Maret 2014).
0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif Type Two Stay Two Stray"
Post a Comment