Evaluasi Dalam Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input untuk menimbulkan
suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah
proses maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil
yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha
mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui
hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk
mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan
potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui
titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.
Evaluasi
dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan rating siswa melainkan
juga harus dijadikan sebagai teknik atau cara pendidikan. Sebagai teknik atau
alat pendidikan evaluasi pembelajaran
harus dikembangakan secara terencana dan terintegratif dalam program
pembelajaran, dilakukan secara kontinue, mengandung unsur paedagogis, dan dapat
lebih mendorong siswa aktif belajar.
Evaluasi
pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi
data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai
dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa
evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini,
hanya akan dibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian Evaluasi Pembelajaran?
2.
Apa saja
prinsip-prinsip yang digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran?
3.
Apa
fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran?
4.
Apa saja
jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran?
5.
Bagaimana
teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran ?
6.
Apa
syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran ?
7.
Bagaimana
prosedur Evaluasi Pembelajaran?
8.
Apa
jenis pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
3.
Untuk
mengetahui fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran
4.
Untuk
mengetahui jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
5.
Untuk
mengetahui teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran
6.
Untuk
mngetahui syarat-syarat penyusunan Evaluasi Pembelajaran
7.
Untuk
mengetahui prosedur Evaluasi Pembelajaran
8.
Untuk
mengetahui jenis pendekatan Evaluasi Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian. Sedangkan Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Nurgiyantoro (1988)
menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian
tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan
penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep
ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan.
Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif,
pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan
salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan
satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah proses penentuan kuantitas
suatu objeck dengan membandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur.
Penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandinkan
antara hasil-hasil ukur dengan standart penialaian tertentu. Tes adalah alat
pengumpulan data yang dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi
adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan
demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Evaluasi
dapat didefinisikan sebgai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek penting dari definisi
diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang sistematik. Kedua,
evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan terlebih dahulu
sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21
dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan,
dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
Fungsi
utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. sehingga dapat
disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan
menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
(Gagne dan Briggs, 1979).
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah
proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
2.2 Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip yang jelas
sebagai landasan pijak. Prinsip dalam hal ini berarti rambu-rambu atau pedoman
yang seharusnya dipegangi oleh guru sebagai evaluator dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi pembelajaran. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: prinsip umum dan prinsip khusus.
2.2.1. Prinsip-prinsip umum evaluasi
Untuk memperoleh hasil evavluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut (Depdiknas, 2002):
a. Valid
Evaluasi pembelajaran harus dapat memberikan informasi yang akurat (tepat)
tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Tepat tidaknya hasil evaluasi
ini antara lain dipengaruhi oleh penggunaan teknik dan instrument evaluasi.
Maka seorang evaluator perlu memperhatikan teknik dan instrument yang akan
digunakan agar sesuai dengan kemampuan atau jenis hasil belajar yang akan
dievaluasi. Misalnya, jika yang akan diukur adalah hasil belajar kognitif, maka
teknik dan instrument yang digunakan yang betul-betul cocok untuk mengukur
hasil belajar kognitif tersebut, bukan yang sebenarnya cocok untuk mengukur
hasil belajar psikomotor atau afektif.
b. Mendidik
Evaluasi pembelajaran harus memberi sumbangan positif
terhadap pencapaian belajar peserta didik. Hasil evaluasi bagi peserta didik
yang sudah berhasil lulus hendaknya dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai
penghargaan, sedangkan bagi yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu
semangat belajar.
c. Berorientasi pada kompetensi
Evaluasi pembelajaran harus mengacu kepada rumusan
kompetensi-kompetensi yang telah dirumuskan di dalam kurikulum dan diarahkan
untuk menilai pencapaian kompetensi tersebut.
d. Adil dan objektif
Evaluasi pembelajaraan harus adil terhadap semua peserta
didik dan tidak membedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan
dengan pencapaian hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksana, criteria untuk skoring dan pembuatan
keputusan pencapaian hasil belajar.
e. Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus jelas dan terbuka bagi semua pihak sehingga keputusan tentang
keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana,
bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan
kemajuan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik
harus dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan teknik dan
prosedur yang komprehensif dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.
h. Bermakna
Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami,
mempunyai arti, berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.2.2 Prinsip-prinsip
khusus evaluasi pembelajaran (Depdiknas 2002)
a.
Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan
adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang
mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Prinsip khusus
ini berimplementasi sebagai berikut:
·
Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana yang
bersahabat dan tidak mengancam;
·
Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan perlakuan
yang sama;
·
Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud
dalam evaluasi dan criteria untuk membuat keputusan atas hasil evaluasi
hendaknya disepakati dengan peserta didik dan orang tua atau wali.
b.
Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi
dan pencatatan secara tepat. Implikasi dari proses ini adalah:
1.
Prosedur evaluasi harus dapat diterima oleh guru dan
dipahami secara jelas.
2.
Prosedur evaluasi dan catatan harian hasil belajar
peserta didik hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak
harus mengambil waktu yang berlebihan.
3.
Catatan harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan
bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran.
4.
Informasi yang diperoleh untuk menilai semua
pencapaian belajar peserta didik dengan berbagai cara harus digunakan
sebagaimana mestinya.
5.
Evaluasi pencapaian belajar peserta didik yang
bersifat positip untuk pencapaian belajar selanjutnya perlu direncanakan oleh
guru dan peserta didik.
6.
Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan
sehingga peserta didik mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya.
7.
Hasil evaluasi hendaknya menunjukkan kemajuan dan
keberlanjutan pencapaian belajar peserta didik.
8.
Evaluasi semua aspek yang berkaitan dengan
pembelajaran, misalnya efektivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan
kurikulum perlu dilaksanakan.
9.
Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari
diskusi pengalaman dan membandingkan metode dan hasil evaluasi perlu
dipertimbangkan.
10. Pelaporan
penampilan peserta didik kepada orang tua/wali, dan atasan (kepala sekolah atau
pejabat di atasnya) harus dilakssanakan.
Selain itu, dalam konteks penilaian hasil belajar, Depdiknas (2003)
mengemukakan prinsip-prinsip umum penilaian adalah megukur hasil-hasil belajar
yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan
pembelajaran; mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil
belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis
instrument penilaian yang paling sesuai untuik mengukur hasil belajar yang
diingginkan, direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang
digunakan secara khusus; dibuat dengan relibilitas yang sebesar-besarnya dan
harus ditafsirkan secara hati-hati; dan dipakai untuk memperbaiki proses dan
hasil belajar.
Di samping itu, guru harus memperhatikan pula hal-hal teknis, antara lain:
1)
Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa,
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat
penilaian dan interpretasi hasil penilaian.
2)
Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses
pembelajaran.
3)
Untuk memperoleh hasil yang obyektif, penilaian harus
menggunakan berbagai alat (instrument), baik yang berbentuk tes maupun yang
berbentuk non tes.
4)
Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan
kompetensi yang ditetapkan.
5)
Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan
kreativitas peserta didik, seperti: tes tertulis, esai, tes kinerja, hasil
karya peserta didik, proyek, dan portofolio.
6)
Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai-nilai.
7)
Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi,
yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang
diketahui, apa yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.
8)
Penilaian tidak bersikap diskriminatif. Artinya, guru
harus berlaku adil dan bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta
bertanggung jawab kepada semua pihak.
9)
Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut (follow-up).
10) Penilaian harus
berorientasi pada kecakapan hidup dan bersikap mendidik.
2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
2.3.1 Tujuan
Evaluasi
Tujuan
utama dilakukan evaluasi adalah untuk melihat sejauh mana suatu program atau
suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain
tujuan utama tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan secara khusus.
Menurut Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009), beberapa tujuan secara
khusus mengapa evaluasi harus dilakukan, yaitu :
a.
Memperkuat
kegiatan belajar
b.
Menguji
pemahaman dan kemampuan siswa
c.
Memastikan
pengetahuan prasyarat yang sesuai
d.
Mendukung
terlaksananya kegiatan pembelajaran
e.
Memotivasi
siswa
f.
Memberi
umpan balik bagi siswa dan guru
g.
Memelihara
standar mutu
h.
Mencapai
kemajuan proses dan hasil belajar
i.
Memprediksi
kinerja pembelajaran selanjutnya
j.
Menilai
kualitas belajar
Reece
dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009) juga mengemukan alasan mengapa evaluasi
perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Beberapa alasan
tersebut adalah untuk mengukur kompetensi dan kapabilitas siswa, apakah mereka
telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, menentukan tujuan mana yang
belum direalisasikan, merumuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka di
dalam mencapai tujuan yang telah disepakati, memberikan informasi kepada guru
apakah strategi yang ia gunakan dalam mengajar telah sesuai atau cocok dalam
kegiatan pembelajaran tersebut, dan merencanakan prosedur untuk memperbaiki
rencana belajar dan pembelajaran serta menentukan apakah sumber belajar
tambahan perlu digunakan.
2.3.2 Fungsi
Evaluasi
Evaluasi
memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berikut ini beberapa
fungsi dan manfaat evaluasi dalam pembelajaran.
a.
Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh
suatu pendidikan tertentu.
Apabila
dilakukan evaluasi dalam pembelajaran, maka kita dapat mengetahui apakah anak
tersebut telah siap atau belum siap untuk menempuh pendidikan yang akan
diberikan.
b.
Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah
dicapai dalam proses pendidikan.
Evaluasi juga
berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai
atau hasil belajar yang telah dicapai oleh anak. Apabila tujuan pembelajaran
belum tercapai, maka diperlukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab tujuan
tersebut belum tercapai.
c.
Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang
kita ajarkan dapat dilanjutkan pada materi yang baru atau harus mengulang kembali
materi yang lalu.
Evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir pembelajaran memungkinkan kita mengetahui apakah materi
pada suatu mata pelajaran yang kita ajarkan telah dikuasai atau belum dikuasai
oleh siswa. Bilamana siswa menguasai materi tersebut sesuai dengan standar yang
telah ditentukan, maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi berikutnya.
Jika tidak, maka guru belum dapat melanjutkan pembelajaran. Artinya, guru harus
mengulang sebagian atau bahkan seluruh materi yang telah diajarkan.
d.
Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam
memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk
siswa.
Evaluasi
memberikan manfaat kepada guru dalam informasi mengenai keterampilan, potensi,
dan kompetensi-kompetensi yang dimilki siswa. Dengan begitu, guru dapat
memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam menentukan jurusan dan jenis
pendidikan yang tepat bagi siswa dan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki
siswa tersebut.
e.
Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah
sorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di
kelas semula.
Melalui
evaluasi, guru dapat memperoleh informasi-informasi mengenai kompetensi siswa
dan informasi ini dapat digunakan guru dalam menentukan apakah siswa tersebut
dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas yang
semula.
f.
Membandingkan apakah prestasi yang telah
dicapai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
Apabila
prestasi yang telah dicapai anak belum sesuai dengan kapasitas anak tersebut,
maka guru perlu menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian
tersebut. Kapasitas anak dapat diketahui melalui pendekatan-pendekatan
individual, mengamati perilaku belajar dan mampu menilai secara tepat. Setiap
anak pasti memiliki kapasitas-kapasitas yang berbeda.
g.
Untuk mengetahui apakah seorang anak telah
matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke
lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
Evaluasi yang
dilakukan dalam periode tertentu akan memberikan gambaran tentang tingkat
kematangan siswa. Jika siswa telah matang, maka siswa tersebut dianggap mampu
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan terjun ke
masyarakat.
h.
Untuk mengadakan seleksi
Evaluasi
berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang telah memebuhi standar yang telah
ditentukan oleh suatu jenjang pendidikam, pekerjaan/jabatan, atau jenis
kegiatan.
i.
Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang
dipergunakan dalam lapangan pendididkan.
Dalam pendidikan,
tentunya ada metode yang digunakan untuk mengajar. Salah satu fungsi dan
manfaat evaluasi adalah untuk mengetahui efisiensi metode tersebut. Apabila
hasil evaluasi belajar siswa baik, maka dapat disimpulkan bahwa metode tersebut
tepat digunakan dalam pembelajaran.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan terdapat banyak fungsi dan manfaat evaluasi. Tidak
hanya di dalam kegiatan pembelajaran. Namun juga dalam kegiatan masyarakat.
2.4 Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
2.4.1 Jenis
evaluasi berdasarkan tujuannya
a. Pre-test
dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru
secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk
mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya
adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah
diajarkan.
b. Evaluasi
Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta
faktor-faktor penyebabnya.
c. Evaluasi
selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa
yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d. Evaluasi
penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
e. Evaluasi
formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
f. Evaluasi
sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang
dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada
akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi
yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini
lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya
dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu
naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
g. Ujian
Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu
sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
2.4.2 Jenis
evaluasi berdasarkan sasaran
a. Evaluasi
Konteks
Adalah
evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam
perencanaan.
b. Evaluasi
Input
Adalah
evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi
Proses
Adalah
evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran
proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang
muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi
Hasil atau Produk
Adalah
evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau
dihentikan.
e. Evaluasi
Outcom atau Lulusan
Adalah
evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2.4.3 Jenis
evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a. Evaluasi
Program Pembelajaran
Adalah
evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi
Proses Pembelajaran
Adalah
evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis
besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi
Hasil Pembelajaran
Adalah
evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek
kognitif, afektif, psikomotorik.
2.4.4 Jenis
evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
a.
Berdasarkan objek :
1. Evaluasi Input
Adalah
evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2. Evaluasi Transformasi
Adalah
evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi Output
Adalah
evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
b. Berdasarkan
subjek :
1.
Evaluasi
Internal
Adalah
evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya
guru.
2.
Evaluasi
Eksternal
Adalah
evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya
orangtua, masyarakat.
2.5 Teknik Evaluasi
Instrument
(alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien. Alat
evaluasi tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang
dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat
tersebut evaluator menggunkan cara atau teknik yaitu dengan teknik evaluasi.
Teknik evaluasi terebut terbagi kedalam dua macam , yaitu teknik nontes dan
teknik tes.
2.4.1 Teknik
nontes
a.
Skala Bertingkat (rating scale)
Skala
mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian
terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam
bentuk skala.
b.
Kuesioner (questionair)
Kuesioner
(questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner ini
orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan
sikap atau pendapatnya dsb.
Kuesioner
dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
1.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a.
Kuesioner
langsung
Kuesioner
ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang
dirinya.
b.
Kuesioner
tidak langsung
Kuesioner
ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Dan
digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga,
dsb.
2.
Ditinjau dari segi menjawab
a. Kuesioner tertutup
Kuesioner
ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b. Kuesioner terbuka
Kuesioner
ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan
pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.
c.
Daftar cocok (check list)
Daftar cocok
(check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat), disini
responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
d.
Wawancara
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara
yang digunakan untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab
sepihak. Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:
1. Interviu bebas, yaitu dimana responden
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh
patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun
terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal
memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.
e.
Pengamatan (observastion)
Pengamatan
ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi (pengamatan),
yaitu :
1. observasi partisipan, yaitu observasi yang
dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan
mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi sistematik, yaitu dimana
factor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur
menurut kategorinya. Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok.
Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi
dirinya.
3. Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika
pengamat tidak berpatisipasi dalam kelompok.
f.
Riwayat hidup
Riwayat hidup
adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.
2.4.2 Teknik
tes
Tes
adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan
cepat tes ini ada 3 macam, yaitu :
a.
Tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut
dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4
tingkat, antara lain :
1.
Tes
diagnostic ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui
apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk
menerima pengetahuan di sekolah yang dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes
penjajakan atau dalam istilah bahasa inggis entering behaviour test.
2.
Tes
diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti
program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan (placement
test).
3.
Tes
diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena tidak
semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru denga lacar. Maka
pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes diagnostic
untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum dikuasai oleh
siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum menguasai bahan.
4.
Tes
diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan ini
guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan.
b.
Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap
program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program
tertentu.evalusi formatif mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun
program itu saendiri.
c.
Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini
dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan
semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif
ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian
yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa
menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran
tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian
ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi
atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.
Manfaat tes
sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :
1. Untuk menentukan nilai.
2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau
tidaknya mengikuti kelompok dalm menerima program berikutnya.
d.
Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam
pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan
tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir
semester.
Dalam buku seri III
B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian dijelaskan bahwa tes formatif
harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri satu sub pokok bahasan,
sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan (dalam
program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian ini dihubungkan dengan yang
telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu bahwa tes sumatif dilaksanakan
sebagai ulangan umum, maka tes yang dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini
dapat dipandang sebagai tes subsumatif atau tes unit, sedangkan ulangan umum
itulah yang diusebut tes sumatif.
Adapun
teknik evaluasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam bukunya
yang berjudul “evaluasi pendidikan“ada
4, yaitu :
a.
Measurement model
Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap
berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan
individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan
perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,
Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup
kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap
dan juga kepribadian siswa.
Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar
antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang berbeda
sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes
tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk
digunakan.
b.
Congruence model
Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
(congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini
berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol belajar
yang telah dicapai.
Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan
pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik
pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.
c.
Educational system eavaluation model
Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan performance
dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria
tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgment mengenai
system yang dinilai tersebut.
Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang
dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun
data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll).
Adapun pendekatan yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah :
1. membandingkan performa setiap demensi system
dengan criteria intern dalam system itu sendiri.
2. membandingkan performa setiap dimensi dengan
criteria ekstern diluar system yang bersangkutan.
d.
Illuminative Model
Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk
kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan
penyempurnaan sistem yang sedang dikembangkan.
Objek
evaluasi yang diajukan model ini mencangkup : Latar belakang da perkembangan
yang dialami oleh system yang bersangkutan. Proses pelaksanaan system itu sendiri.
Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa. Kesukaran-kesukaran yang
dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya dilapangan . pendekatan
yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka
atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara
deskritif dalam penyajian informasinya.
2.6 Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Syarat-syarat
umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses
pendidikan adalah kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan
2.6.1 Kesahihan
(Validitas)
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang
memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu instrumen evaluasi. Kesahihan
instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :
a. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.
b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dari
penskoran, juga merupakan faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang
mengganggu kesahihan interpertasi hasil evaluasi.
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa
merupakan faktor-faktor yang lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada
faktor yang ada dalam instrumen evaluasi atau pengadministrasiannya.
Secara
garis besar, validitas ada dua macam, yaitu : Validitas logis (logical validity) Validitas empiris (empirical validity). Validitas logis
untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang
bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang
ada.
Ada
dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :
Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi. Validitas
konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti
dievaluasi.
Validitas
empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan instrument yang
bersangkutan dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan kriterium yang
digunakan sebagai pembanding kondosi instrument ada dua macam, yaitu : Concurrent validity (validitas ada
sekarang) : ialah instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah
ada. Predictive validity (validitas
ramalan) : ialah instrument yang kondisinya belum ada, tetapi yang akan terjadi
dimasa yang akan datang (yang diramalkan)
Dengan
kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang
masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada
empat validitas, yaitu :
a. validitas isi
b. validitas konstruk
c. validitas “ada sekarang”
d. validitas predictive.
2.6.2 Keterandalan
(Reliabilitas)
Keterandalan
evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan
bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tetap (Arkunto,
1990). Memungkinkan terjadinya kesahihan karena adanya keajegan, tidak selalu
menjamin bahwa hasil yang handal (reliabel) akan selalu menjamin bahwa hasil evaluasi
sahih (valid). Dan sebaliknya keterandalan tidak dijamin ada pada hasil
evaluasi yang memenuhi syarat kesahihan. Keterandalan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor.
a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir
tes, yang pada umumnya terjadi lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan
evaluasi.
b. Sebaran skor (spread of scores). Koefisien keterandalan secara langsing
dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain,
besarnya sebaran skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi
akan terjadi menjadi kenyataan.
c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of test). Tes acuan norma (norm referenced test) yang paling mudah atau paling sukar untuk
anggota-anggota kelompok yang mengerjakan, cenderung menghasilkan skor
keterandalan yang rendah. Ini disebabkan antara hasil tes yang mudah dan yang
sulit keduanya dalam satu sebaran skor yang terbatas.
d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor
kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes.
Cara-cara mencari besarnya
reabilitas, yaitu ada tiga cara :
a. metode bentuk pararel (equivalent)
b. metode tes ulang ( tes retest method)
c. metode belah dua (split half method)
2.6.3 Kepraktisan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi meliputi :
a. Kemudahan mengadministrasi. Jika instrumen
evaluasi diadministrasikan oleh guru atau orang lain dengan kemampuan yang
terbatas, kemudahan pengadministrasian adalah suatu kualitas penting yang
diminta dalam instrumen evaluasi.
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan
evaluasi. Kepraktisan dipengaruhi pula oleh faktor waktu yang disediakan untuk
melancarkan evaluasi.
c. Kemudahan menskor. Secara tradisional, hal
yang membosankan dan aspek yang menggangu dalam melancarkan evaluasi adalah
penskoran. Guru seringkali bekerja berat berjam-jam untuk melaksanakan tugas
ini.
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi. Dalam
analisis terakhir, keberhasilan atau kegagalan evaluasi ditentukan oleh
penggunaan hasil evaluasi. Jika hasil evaluasi diterjemahkan/ditafsirkan secara
tepat dan diterapkan secara efektif, hasil evaluasi akan mendukung terhadap
keputusan-keputusan pendidikan yang lebih tepat.
e.
Tersedianya
bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding. Untuk berbagai
kegunaan pendidikan. Bentuk-bentuk ekuivalen untuk tes yang sama seringkali
diperlukan sekali. Bentuk-bentuk ekuivalen dari sebuah tes mengukur aspek-aspek
perilaku melalui butir-butir tes yang memiliki kesamaan dalam isi, tingkat
kesulitan, dan karakteristik lainnya.
2.7 Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Sekalipun tidak selalu
sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci
kediatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.
2.7.1 Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus
disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil
belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
a.
Merumuskan tujuan
dilaksanakannya evaluasi
Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting
sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan
tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan
arti dan fungsinya.
b.
Menetapkan aspek-aspek
yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek kognitif, aspek afektif ataukah
aspek psikomotorik.
c.
Memilih dan menentukan
teknik yang akan dipergunakan di dalam melaksanakan evaluasi. Misalnya apakah evaluasi
itu akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. Jika
teknik yang akan dipergunakan itu adalah teknik nontes, apakah pelaksanaannya
dengan menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebarkan
angket (questionnaire).
d.
Menyusun alat-alat
pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penialain hasil belajar
peserta didik. Seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil
belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list), rating scale,
panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket (questionnaire), untuk
evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.
e.
Menentukan tolak ukur,
norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan untuk memberikan interpretasi
terhadap data hasil evaluasi. Misalnya apakah yang akan dipergunakan Penilaian
Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian beracuan kelompok
atau Norma (PAN)
f.
Menentukan frekuensi
dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali
evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2.7.2 Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari
kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu
menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket
dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check
list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan
teknik nontes).
2.7.3 Melakukan
verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring
lebihn dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal
dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan
untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas
gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu
yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
2.7.4 Mengolah dan
menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan
dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun
dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu
disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan
menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.
2.7.5 Memberikan interpretasi
dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil
evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu.
Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat
dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil
evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi
itu sendiri.
2.7.6 Penggunaan Hasil
Evaluasi
Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah
diperoleh dalam kegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan
keputusan atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu
untuk dilaksanakan.
Dengan demikian tindakan melakukan evaluasi itu tidak
hanya terbatas sampai pada kesimpulan atau kongklusi saja. Harus diingat bahwa
kesimpulan itu barulah merupakan suatu pendapat sebagai hasil evaluasi dan
karena itu masih memerlukan tindak lanjut.
Sementara
Arifin (2010:88-114) menjelaskan tahapan prosedur mengebangkan evaluasi sebagai
berikut:
a. Perencanaan evaluasi
b. Pelaksanaan evaluasi
c. Monitoring pelaksanaan Evaluasi
d. Pengolahan data
e. Pelaporan hasil evaluasi
f. Penggunaan hasil evaluasi
2.8 Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
Pendekatan
evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari
evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi
dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
1. Pendekatan
Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik
evaluasi yang telah berjalan selama ini disekolah yang ditunjukan pada
perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2. Pendekatan
Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai
komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan.
a.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini
sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin menggunakan pendekatan
ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan
sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan
oleh guru.
b.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini
membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya. Makna nilai
dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi
pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran.
Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat
keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah
ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah
proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif. Evaluasi
merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses
pengumpulan dan pengolahan data.
Terdapat
beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evaluasi
pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam
melakukan evaluasi pembelajaran.
3.2 Saran
Dalam
melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat dalam
penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi
pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Afriadi, Yusuf.
(2013). Prinsip dan Teknik Evaluasi.
(online). (http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-dan-teknik-evaluasi.html
diakses April 2014).
Anonim. (2009). Evaluasi pembelajaran. (online). (www.sitimasrurohan.blogspot.com
diakses April 2014).
Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.dedehendriono.blogspot.com diakses Maret 2014).
Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran.
(online). (www.pak-boedi.blogspot.com akses april 2014).
Anonim. (2011). Evaluasi Pembelajaran. (online). www.kumpulanmakalah&artikelpendidikan.blogspot.com
pada tanggal April 2014).
Anonim. (2013). Makalah Evaluasi Pembelajaran.
(online). (www.agrah93.blogspot.com diakses April 2014).
Anonim. (2013). Tujuan Evaluasi. (online). (http://hilmanpaturusy.blogspot.com/2013/03/tujuan-evaluasi.html
diakses April 2014).
Arifin, Zainal. (2010).
Evaluasi Pembelajaran
Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto,
Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi.
2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Aunurrahman.
(2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Cahyadi, Asep.
(2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran.
(online). (http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-fungsi-prinsip-dan.html
diakses April 2014).
Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dimyati dan
Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fadli, Hadri.
(2013). Makalah Evaluasi Pendidikan.
(online). (http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-dan-langkah.html
diakses April 2014).
Josua, Andi.
(2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran.
(online). (http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasi-pembelajaran.html
diakses April 2014).
Sudijono, Anas.
(1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Syah, Muhibbin.
2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Thoha, M. Chabib.
(1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
0 Response to "Evaluasi Dalam Pembelajaran"
Post a Comment