-->

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA



PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS

            Penelitian  pendidikan sains pada tahun - tahun terakhir telah menunjukkan suatu pergeseran ke arah paradigma konstruktivis. Berkenaan dengan pembelajaran konstruktivis, tugas seorang guru adalah menyediakan atau memberikan kegiatan yang dapat merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka mengekspresikan gagasan-gagasan mereka serta mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Jadi peranan guru dalam pembelajaran adalah mediator dan fasilitator dalam pembentukan pengetahuan dan pemahaman siswa (Suparno, 1997:65).
            Permasalahan besar dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha pengembangan  berpikir yang menuntun siswa untuk memecahkan suatu permasalahan. Proses ini lebih banyak mendorong siswa agar dapat menguasai materi pelajaran supaya  dapat menjawab semua soal ujian yang diberikan. Kenyataan menunjukkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Siswa lebih banyak mendengar dan menulis apa yang diterangkan atau ditulis oleh guru di papan tulis. Berdasarkan hasil penelitian dari pusat kurikulum (Kaswan, 2004), ternyata metode ceramah dengan guru menulis di papan tulis merupakan metode yang paling sering digunakan. Hal ini menyebabkan isi mata pelajaran fisika dianggap sebagai bahan hafalan, sehingga siswa tidak menguasai konsep.
            Konsep kelistrikan merupakan konsep yang cukup penting dalam kurikulum pembelajaran fisika. Namun kenyataannya, tidak sedikit siswa mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan listrik dinamis dalam berbagai permasalahan. Hal ini dikarenakan dalam pengajarannya di sekolah, siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam menemukan hukum-hukum tersebut,  sehingga begitu siswa dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan analisis, siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan dan mencari solusi mengapa sesuatu itu bisa terjadi. Sehubungan dengan itu Robert B, Sund (Hamalik, 2004) mengatakan, penemuan terjadi apabila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Seorang siswa harus menggunakan segenap kemampuannya, dan bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist) yang melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri yang digambarkan dengan tahapan-tahapan yang dilalui.
            Listrik adalah salah satu konsep fisika yang abstrak bagi siswa, dia tak dapat dilihat, tapi menunjukkan efek yang jelas dalam kehidupan sehari-hari. Upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dan pemecahan masalah fisika khususnya listrik dinamis merupakan hal yang sangat mendesak untuk diperbaiki. Model pembelajaran yang diduga  dapat menjembatani permasalahan tersebut adalah model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Pembelajaran dengan model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun 1962 (Joyce, 2000). Ia menginginkan agar siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan pada siswa mengenai prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisa data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
            Model pembelajaran inkuiri yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah  model latihan inkuiri (inquiry training) yang dimodifikasi. Guru memberikan problem dan menyediakan bahan, alat - alat dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kemudian siswa diminta untuk memecahkan problem tersebut melalui pengamatan, eksplorasi melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Siswa diberi kemerdekaan yang cukup luas untuk memecahkan problem tersebut (Amin, 1987). Pembelajaran dengan model ini mengikuti lima tahapan sesuai dengan apa yang ditulis Joyce, B.et.al (2000) yaitu:
1.      Tahapan pertama : Penyajian masalah atau menghadapkan siswa pada permasalahan.
Pada tahap ini guru menyatakan situasi masalah dan menjelaskan                               prosedur inkuiri kepada siswa
2.      Tahapan kedua: Pengumpulan dan verifikasi data
Tahap ini siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang  mereka lihat atau alami, dan membuktikannya
3.      Tahap ketiga: Eksperimen dan mengumpulkan data
Pada tahap ini siswa melakukan eksperimen yang mempunyai dua fungsi yakni eksplorasi yang mengetes secara langsung, melihat apakah yang akan terjadi, tidak memerlukan suatu teori atau hipotesis, tetapi boleh menggunakan ide-ide untuk terjadinya suatu teori. Sedangkan tes langsung berlaku apabila siswa-siswa mencoba suatu teori atau hipotesis.
4.      Tahap keempat: Merumuskan penjelasan
Pada tahap keempat ini guru mengajak siswa merumuskan penjelasan. Beberapa diantara siswa akan menemui kesulitan dalam mengemukakan informasi yang mereka peroleh, untuk memberikan uraian yang jelas. Mereka dapat memberikan penjelasan yang tidak mendetail.
5.      Tahap kelima: Mengadakan analisis tentang proses inkuiri
Pada tahap kelima siswa diminta untuk menganalisis pola-pola  penemuan mereka. Mereka boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif, pertanyaan yang produktif dan yang tidak, atau tipe informasi yang mereka butuhkan dan yang tidak diperoleh.
            Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan  dan keterampilan menemukan jawaban yang  berawal dari keingin tahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce, B, et. al (2000): “ The general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out answers stemming from their curiosity”. Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian siswa akan terbiasa bersikap seperti sikap ilmuan sains yang teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, menghormati pendapat orang lain dan kreatif.
            Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan metode inkuiri ini, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Bruner (Amin, 1987) sebagai berikut:
1.            Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik
2.            Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru
3.            Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
4.            Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5.            Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
6.            Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
            Dalam pengajaran Fisika, pembelajaran melalui model seperti ini akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pengajaran ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak seperti topik listrik. Kourilsky (Hamalik, 2004), menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri  berpusat pada siswa  dimana siswa dihadapkan ke dalam suatu masalah kemudian mencari jawaban melalui suatu prosedur yang digariskan  secara jelas dan struktural. Dengan menitikberatkan pada proses menemukan langsung oleh siswa, maka penguasaan konsep tentang listrik dinamis dapat ditingkatkan sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa diharapkan juga dapat meningkat. Dengan keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran diharapkan siswa memiliki kecakapan hidup (life skill). Dengan kecakapan-kecakapan tersebut ia bisa mengenal potensi diri, eksistensi diri, kecakapan berpikir baik menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, yang kesemuanya bermuara pada kecakapan memecahkan masalah (Depdiknas, 2004).
            Riset telah membuktikan mengenai proses pemecahan masalah. Gerace, J. W. et al (2005), mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah seorang siswa tidak hanya tergantung pada tingkat kematangannya tetapi juga ditentukan dari permasalahan yang mereka sendiri mengalaminya. Ia menyimpulkann bahwa kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, tidak hanya ditentukan oleh pola pikir melainkan dipengaruhi oleh kerja atau pelatihan.
            Dengan demikian pembelajaran yang bernuansa pemecahan masalah harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu merangsang siswa untuk berfikir dan mendorong menggunakan pikirannya secara sadar untuk memecahkan masalah. Belajar pemecahan masalah pada hakekatnya  adalah belajar berpikir (learning to think) atau belajar bernalar (learning to reason), yaitu berpikir  atau bernalar mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai.
           


Referensi:
Amin, M., (1987). Mengajar Ilmu pengetahuan alam (IPA) dengan menggunakan metode discovery dan inkuiri. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan dan Tinggi
Cahyono, Aris. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri. (online). (http://risecahyono.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-berbasis-inkuiri.html, diakses 15 Januari 2014).
Depdiknas. (2004). Silabus Kurikulum 2004. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Menegah.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Hudoyo, H. (1979). Pengembangan Kurikulum Matematika dan pelaksanannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.
Joyce, B, Weil, M. & C. (2000). Model of Teaching. 6th Edition. New Jerseey: Prentice-Hall Inc.
Kaswan. (2004). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik arus Searah. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

0 Response to "PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel