Tugas resume Pertemuan 1 s.d 6
Pertemuan 1
Pengetahuan,
manusia, dan pendidikan
Epistemologi adalah teori atau
ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang
berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya
pengetahuan itu. Epistemologi atau Filsafat pengetahuan merupakan salah satu
cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Apabila kita
berbicara mengenai filsafat pengetahuan, yang dimaksud dalam hal ini adalah
ilmu pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan
tentang hakikat pengetahuan.
Pengetahuan pada hakikatnya
merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya
ilmu. Pengetahuan tentang objek selalu melibatkan dua unsur yakni unsur
representasi tetap dan tak terlukiskan serta unsur pentafsiran konsep yang
menunjukan respon pemikiran. Unsur konsep disebut unsur formal sedang unsur
tetap adalah unsur material atau isi. Interaksi antara objek dengan subjek yang
menafsirkan, menjadikan pemahaman subjek (manusia) atas objek menjadi jelas,
terarah dan sistematis sehingga dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi. Pengetahuan tumbuh sejalan
dengan bertambahnya pengalaman, untuk itu diperlukan informasi yang
bermakna guna menggali pemikiran untuk menghadapi realitas dunia dimana seorang
itu hidup.
Berfikir dan pengetahuan merupakan
dua hal yang menjadi ciri keutamaan manusia, tanpa pengetahuan manusia akan
sulit berfikir dan tanpa berfikir pengetahuan lebih lanjut tidak mungkin dapat
dicapai, oleh karena itu nampaknya berfikir dan pengetahuan mempunyai hubungan
yang sifatnya siklikal.
Seorang ilmuan harus menghadapi
dunia nyata. Dari kondisi tersebut mereka akan mendapat sebuah pengalaman.
Pengalaman yang memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi dan kemahiran bahasa
yang baik pula. Hasil pemikiran itu akan menghasilkan sebuah konsep. Konsep
merupakan suatu ide yang di abstrakan dari suatu realita. Realita yang menjadi
konsep akan dalam pikiran, sehingga akan menjadi sebuah konsepsi atau konsep
yang telah ada dalam pikiran. Kemudian konsep tersebut dapat menjadi suatu
pengetahuan jika kebenarannya terbukti.
Ada 4 (empat) jenis kebenaran
yaitu kebenaran konsensus, kebenaran nalar, kebenaran subjektif, dan kebenaran
objektif. Untuk mencari bukti kebenaran suatu konsep, bisa digunakan teori tentang
kebenaran. Teori kebenaran tersebut diantaranya adalah teori kebenaran
koherensi, teori korespodensi, dan teori kebenaran konsensus.
Kebenaran akan betul jika
didasarkan pada hasil analisis yang sahih dari data yang dikumpulkan dengan prosedur yang benar sebagia hasil
pengamatan pada sasaran yang tepat. Dari hal ini kebenaran tersebut dapat
menjadi suatu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yakni Sains, Sosial-Budaya, Teknologi. Semua bagian ilmu pengetahuan
tersebut merupakan hasil berpikir manusia.
Di dalam diri manusia terdapat
akal pikiran yang senantiasa bergolak dan berpikir, karena akal pikiran
tersebut dan dikarenakan oleh situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah
dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan terjadi dengan dahsyat,
yang kadang-kadang tidak kuasa untuk menentang dan menolaknya, menyebabkan
manusia itu tertegun, termenung, memikirkan segala hal yang terjadi disekitar
dirinya. Hal-hal yang menakjubkan yang terjadi di dalam alam semesta inilah
yang membuat manusia termenung, berfikir dan berfikir. Bahkan manusia pun
memikirkan alam gaib, alam di balik dunia yang nyata ini, alam metafisika.
Manusia adalah makhluk individual,
namun demikian manusia tidak hidup sendiri, tidak mungkin hidup sendirian, dan
tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam keterpautan dengan
sesamanya. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat) setiap individu
menepati kedudukan (status) tertentu. Di samping itu, setiap individu mempunyai
dunia dan tujuan hidup masing – masing. Terdapat hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok. Terdapat hubungan timbal balik antara individu dengan sesamanya dalam
rangka mengukuhkan eksistensinya masing – masing maka hendaknya terdapat
keseimbangan antara individualitas dan sosialitas pada setiap manusia.
Suatu ilmu pengetahuan dapat di
peroleh manusia melalui pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah
visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. Manusia merupakan subyek pendidikan
dan sebagai objek pendidikan, karena itu sikap untuk dididik dan siap untuk
mendidik dimilikinya. Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi,
tingkatan status dan metoda apa yang digunakan dalam proses pendidikan
tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan
pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat
kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu
mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan,
meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya
mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi
secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial
budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Pertemuan 2
Paradigma lama
versus paradigma baru dalam berfikir
Ilmu pengetahuan terus berkembang
dengan sendirinya, begitu juga dengan cara berpikir ilmuan. Cara berpikir
ilmuan ini terbagi dalam dua paradigma yakni paradigma lama dan paradigma baru.
Paradigma lama diantaranya determinisme, mesin, satuan terpisah, atom,kemampuan
menangkap pola tertentu yang merupakan kunci keberhasilan, observasi, kontrol,
kompetisi, ilusi. Paradigma baru diantaranya indeterminisme, organisasi, saling
berhubungan seperti empati, orang dan manusia lain yang secara nyata, medan,
struktur yang saling berhubungan, interaksi, partisipasi, kooperasi,
kreativitas.
Pertemuan 3
Bagaimana
proses menemukan pengtahuan
Berpikir merupakan suatu kegiatan
untuk menemukan pengetahuan yang benar dimana sesuatu yang dianggap benar bagi
sesorang belum tentu dianggap benar oleh orang lain. Oleh karena itu, kegiatan
berpikir adalah suatu usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau
kriteria kebenaran. Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Setiap
jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontologi),
bagaimana (epistimologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan
tersebut disusun. Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada
lingkup pengalaman kita. Usaha untuk mengetahui gejala alam sudah dimulai sejak
dulu kala melalui mitos. Untuk mendapatkan darimana pengetahuan itu muncul
(berasal) bisa dilihat dari aliran-aliran dalam pengetahuan, dan bisa dengan
cara metode ilmiah, serta dari sarana berpikir ilmiah. Pada dasarnya ada dua
cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yakni: pertama
adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua mendasarkan diri kepada
pengalaman.
Metode ilmiah merupakan prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metodologi merupakan suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode
ilmiah. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut
yaitu: Menangkap realita dan mengamati (Dalam menangkap realita akan
timbul pertanyaan apakah pengamatannya tepat pada sasaran? Maka untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita perlu mendefinisikan dan mencari penjelasan, menemukan
latar belakang, ruang lingkup dan perumusan masalah), mengumpulkan data atau
informasi (diperlukan prosedur yang benar melalui metode dan aturan yang
berlaku serta siapa yang melakukan apakah ahli atau banyak yang melakukan), menganalisis
data atau informasi (membuktikan apakah penalarannya sahih maka perlu di
analisis), menarik kesimpulan (apakah kesimpulannya betul? Betul berarti
penjelasan yang terbaik saat itu. Kita bisa lakukan dengan dekripsi dan
konsepsi dalam penarikan kesimpulan, jika pengamatannya tepat/meleset,
prosedurnya benar/salah, serta penalarannya sahih/tidak, maka akan dihasilkan
kesimpulan yang betul atau keliru.
Pertemuan 4
Jenis
Kebenaran, Teori kebenaran dan Teori Pembenaran
Telah dikatakan bahwa manusia
bukan tidak sekedar ingin tahu, tetapi ingin tahu kebenaran. Ia ingin memiliki
pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan
objeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan
objeknya. Inilah kebenaran objektif.
Secara umum orang merasa bahwa
tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai
kebenaran. Problem kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya
epistemologi. Telaah kebenaran secara epistemologi membawa orang kepada suatu
kesimpulan bahwa ada empat jenis kebenaran, yakni: kebenaran logis, kebenaran
subjektif, kebenaran objektif, dan kebenaran konsensus. Dalam kebenaran logis ,
nilai "benar" berarti sesuai dengan hukum-hukum berpikir, berarti
logis. Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang melibatkan persepsi
pengamatnya, sering pula disebut kebenaran relatif. Kebenaran objektif adalah
kebenaran apa adanya tanpa melibatkan persepsi pengamatnya. Kebenaran ini
melibatkan persesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta sebenarnya.
kebenaran konsensus adalah suatu teori dinyatakan benar jika teori itu
berdasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan
yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut.
Teori kebenaran
Manusia selalu berusaha menemukan
kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain
dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau
empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan
prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku
di alam itu dapat dimengerti.
Ada tiga teori yang mencoba
menjelaskan tentang apa itu kebenaran (kapan suatu proposisi disebut proposisi
yang benar yakni), yakni teori korespodensi (proposisi itu benar
kalau ada kesesuaian/korespodensi antara proposisi dan fakta), teori
koherensi (proposisi benar kalau koheren/berhubungan dengan proposisi
lain yang benar), dan teori fragmatis (proposisi benar kalau
dilihat dari konsekuensinya atau sesuai dengan yang sebelumnya). Ketiga teori
itu hanyalah merupakan teori utama dari sekian banyak teori yang pernah
dikemukakan untuk menjelsakan apa itu kebenaran.
Cara mempertanggungjawabkan
kebenaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) kata pembenaran berarti perbuatan membenarkan, dalam arti bahwa
bagaimana pembenaran itu dilakukan dan dipertanggungjawabkan. Teori pembenaran
merupakan cara mempertanggungjawabkan bagaimana pembenaran pengetahuan itu dilakukan.
Ada empat teori pembenaran (cara mempertanggungjawabkan kebenaran), yaitu Fondasionalisme
(teori pembenaran yang menyatakan bahwa suatu klaim kebenaran
pengetahuan untuk dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu didasarkan
atas suatu fondasi atau basis yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya, tak
dapat diragukan lagi kebenarannya, dan tak memerlukan koreksi lebih lanjut), Koherentisme
(suatu proposisi dikatakan benar kalau proposisi itu konsisten dengan proposisi
lain yang sudah diterima atau diketahui kebenarannya), Internalisme (pandangan bahwa orang selalu dapat
menentukan dengan melakukan introspeksi diri apakah kepercayaan atau
pendapatnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
secara rasional atau tidak), Eksternalisme (lebih menekankan
proses penyebaban dari faktor eksternal seperti dapat diandalkan tidaknya
proses pemerolehan pengetahuan itu, berfungsi tidaknya secara normal dan
semestinya sarana - sarana wajar kita untuk mengetahui. sejarah, dan konteks
sosial ikut menjadi bagian dari faktor penentu dibenarkan tidaknya suatu
kepercayaan atau pendapat).
Pertemuan 5
Quantum
learning
Belajar merupakan suatu proses
perbahan tingkah laku pada diri seseorang akibat interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan itu bisa berupa perubahan pengetahuan (perubahan
struktur kognitifnya), kecakapan, keerampilan, sikap, dan perubahan aspek -
aspek lain dalam diri seseorang.
Banyak metode belajar yang
diperkenalkan oleh para pakar pendidikan salah satunya adalah metode Quantum
learning. Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah
belajar yang terbukti efektif di lembaga pendidikan dan bisnis untuk semua tipe
orang dan segala usia. Dalam Quantum Learning lingkungan belajar harus
diciptakan nyaman dan menyenangkan. Belajar melalui konsep Quantum learning
dapat diterapkan dengan beberapa langkah.
Satu contoh langkah yang dapat
diterapkan adalah dengan membebaskan modalitas belajar. Modalitas belajar
adalah cara seseorang menyerap informasi melalui indera yang dimiliki.
Modalitas belajar hampir sama dengan gaya belajar, gaya belajar adalah cara
yang diambil oleh masing-masing orang dalam menyerap informasi baru, bagaimana
mereka berkonsentrasi, memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak. Berdasarkan
hasil penelitian para ahli, sedikitnya ada tiga jenis gaya belajar, yaitu
visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah
belajar melalui melihat sesuatu. Ciri - ciri gaya belajar visual yaitu: Rapi
dan teratur, berbicara dengan cepat, perencanaan dan pengaturan jangka panjang
yang baik, teliti terhadap detail, biasannya tidak terganggu oleh keributan
pembaca cepat dan tekun, lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain. Gaya
belajar auditorial adalah belajar melalui mendengar sesuatu. Ciri - ciri gaya belajar Auditorial adalah
Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan,
biasanya pembicara yang fasih, lebih suka music dari pada seni, lebih pandai
mengeja dengan keras dari pada menuliskanya. Gaya belajar kinestetik
adalah belajar melalui aktivitas fisik (gerak) dan keterlibatan langsung
(sentuhan)sentuhan. Kemudian gaya belajar Kinestetik bercirikan: Berbicara dengan perlahan, menanggapi
perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri
dekat ketika berbicara dengan orang, selalu berorentasi pada fisik dan banyak
bergerak.
Tipe - tipe
pemikir
Pemikir
Sekuensial Konkret (SK)
Pemikir tipe ini berpegang pada
kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan
sekuensial. Bagi para SK, realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui melalui
indera (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman). Mereka
memperhatikan dan mengingat detail dengan mudah, mengatur tugas - tugas menjadi
proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada
setiap tahap. Ada beberapa kiat jitu bagi pemikir SK antara lain: bangunglah
kekuatan oprasional anda, cari tahu detail yang anda perlukan, bagilah proyek
anda menjadi beberapa tahapan, dan taatilah lingkungan kerja yang nyaman
Pemikir
Sekuensial Abstrak (SA)
Realitas bagi para pemikir SA
adalah dunia metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep
– konsep dan menganalisa abstrak. Proses berpikir mereka logis, rasional, dan
intelektual. Aktivitas favorit mereka adalah membaca dan jika suatu proyek
perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin
mengetahui sebab-sebab dibalik akibat dan memahami teori serta konsep. Mereka
adalah para filosof dan ilmuwan peneliti ternama, biasanya mereka lebih suka
bekerja sendiri daripada kelompok. Kiat – kiat jitu bagi pemikir SA antara
lain: melatih logika, suburkan kecerdasn, upayakan keteraturan, dan analisislah
orang – orang yang berhubungan dengan anda.
Pemikir Acak
Kongkret (AK)
Pemikir ini mempunyai sikap
eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Mereka
berdasarkan kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba -salah
(trial-error). Mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk
pemikir kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorongan kuat untuk menemukan
alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Mereka
lebih terorientasi pada proses daripada hasil, akibatnya proyek - proyek
seringkali tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencakan karena
kemungkinan-kemungkinan yang muncul dan mengundang eksplorasi selama proses.
Kiat – kiat jitu bagi pemikir AK adalah gunakan kemampuan divergen, menyiakan
diri untuk memecakan masalah, mencemati waktu yang ada, terimalah kebutuhan
unutk berubah.
Pemikir Acak
Abstrak (AA)
Dunia “nyata” bagi pemikir AA
adalah dunia persaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa dan sebagian lagi cenderung
pada mistisme. Pemikir AA menyerap ide-ide, informasi, dan kesan serta mengatur
informasi dengan refleksi dan berkiprah di dalam lingkungan tidak teratur yang
berorientasi pada orang. Mereka bekerja dengan baik dalam situasi-situasi yang
kreatif dengan harus bekerja lebih giat dalam situasi yang lebih teratur. Kiat
– kiat jitu bagi para pemikir AA antara lain: gunakan kemampuan alamiah untuk
bekerja sama dengan orang lain, mengetahui betapa kuat emosi yang mempengaruhi
konsentrasi anda, membangun kekuatan belajar dengan berasosiasi, melihat
gambaran besar, waspada terhadap waktu, mengunakan isyarat visual.
Pertemuan 6
Logika
Logika sebagai ilmu pengetahuan
dimana obyek materialnya adalah berpikir (proses penalaran) dan obyek formal
logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan
baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui
(Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
Logika merupakan dasar untuk
menyatakan bahwa sesuatu itu bernilai benar atau salah. Secara alami akal
manusia memang dapat mengungkapkan bahwa sesuatu itu adalah pernyataan yang
salah maupun pernyataan yang benar. Akan tetapi, karena keterbatasan dan
perbedaan kemampuan akal manusia maka dalam mengungkapkan penyataan akan lebih
sempurna jika didasari dengan metode berpikir logika. Dengan perpaduan antara
akal dan metode-metode yang sesuai, kita dapat menilai sesuatu dengan obyektif
dan akan terhindar dari kekeliruan.
Mulai dari melihat dan menangkap
suatu realita. Kemudian dari realita tersebut dapat mengumpulkan data objek
yang dicari tahu dan menganalisis data tersebut. Hasil analisis data itu bisa berupa
konsep – konsep atau istilah. Selanjutnya mencari definisi konsep – konsep yang
didpat. Format baku untuk mendefinisikan sebuah konsep yaitu “konsep adalah
(kelas dari konsep) yang (ciri khas konsep yang didefinisikan)”. Ketika
beberapa konsep sudah terdefinisi, kita dapat membuat suatu kesimpulan atau
pernyataan tentang realita objek yang ingin kita ketahui. Kesimpulan atau
pernyataan yang dibuat terbagi menjadi dua kelompok yakni hipotesis dan
kategoris. Pernyataan hipotesis merupakan kesimpulan sementara atau pernyataan
sementara dari realita yang ditangkap ditunjukkan dengan hubungan sebab-akibat .
Pernyataan kategoris terdiri dari kategoris subjek dan kategoris predikat.
Silogisme
Silogisme merupakan bentuk
penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berbeda untuk menurunkan suatu
kesimpulan. Silogisme terdiri dari tiga proposisi yaitu premis mayor, premis
minor, dan kesimpulan. Premis mayor adalah proposisi yang dianggap benar untuk
semua anggota suatu kelas. Premis minor adalah proposisi yang mengidentifikasi
sebuah fenomena yang khusus sebagai anggota suatu kelas. Sedangkan kesimpualan
adalah proposisi yang mengatakan bahwa apa yang benar bagi semua anggota juga
benar bagi anggota tertentu. Setiap proposisi mengandung tiga term yakni term mayor
untuk term predikat pada kesimpulan, term minor untuk term subjek pada
kesimpulan, dan term tengah untuk menghubungkan premis mayor dan premis minor.
0 Response to "Tugas resume Pertemuan 1 s.d 6"
Post a Comment