Tugas Kuliah: Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
1. Mineral
Mineral adalah suatu zat (fase) padat yang
terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh
proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan
mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal
sebagai struktur kristal.
Selain itu kata mineral juga mempunyai
banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti
farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti
geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta
molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun
dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan
menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral secara umum
merupakan zat anorganik.
Mineral yang paling umum adalah silikat, sebagian
besar mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga
berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral padat
itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan
yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar sebagai contoh
adalah berlian. Minyak bumi merupakan mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas
bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat
dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal
sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas
bebagai sifat dari mineral mineral tersebut.
Non-silikat merupakan kurang dari 10% dari
kerak bumi. Yang paling umum non-silikat adalah karbonat, oksida, dan sulfida.
Ada juga yang terjadi secara alami fosfat dan garam. Ada beberapa unsur yang
terjadi dalam bentuk murni, termasuk emas, perak, tembaga, bismut, arsenik, timah
dan telurium. Karbon ditemukan dalam bentuk grafit dan berlian. Beberapa
mineral dihargai sebagai permata karena kekerasan mereka, warna dan keindahan.
2. Pelapukan
geologi
Pelapukan adalah proses alterasi dan
fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang
disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini
merupakan asal (source) dari batuan
sedimen dan tanah (soil). Penting
juga untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan
melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan
diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut
secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah
atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan
batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan asal, tetapi
juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
Di alam pada umumnya ke tiga jenis
pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja bersama-sama, namun salah
satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun
di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak
berarti pelapukan jenis lain tidak penting. Berdasarkan pada proses yang
dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik,
kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan
batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:
§
Pelapukan
biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh:
tumbuhnya lumut, perpanjangan akar tanaman.
§
Pelapukan
fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim.
contoh : perubahan cuaca
§
Pelapukan
kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan
zat - zat kimia. contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung
bahan kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, proses
pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun
air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa itu sering
disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan
pecah dan hancur. Peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi. Dan
masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.
3. Siklus
Hidrologi
Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan
yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya.
Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus
hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara
berkelanjutan. Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat. Air di alam
dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan.
Air-air tersebut mengalami perubahan wujud
melalui siklus hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air
di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi
uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk
awan. Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar
hingga akhirnya jatuh menjadi hujan (presipitasi).
Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke
dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air bawah tanah
maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi (laut,
danau, dan waduk). Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi.
Jadi siklus hidrologi
adalah lingkaran peredaran air di bumi yang mempunyai jumlah tetap dan
senantiasa bergerak. Siklus Hidrologi adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi atau peredaran air secara
umum. Siklus hidrologi terjadi karena proses-proses yang mengikuti gejala-gejala
meteorologi dan klimatologi sebagai berikut:
·
Evaporasi,
yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang merupakan proses perubahan
dari wujud air menjadi gas.
·
Transpirasi,
yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan melalui permukaan
daun.
·
Evapotranspirasi,
yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan transpirasi.
·
Kondensasi,
yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik air (pengembunan) akibat
terjadinya penurunan hujan atau salju.
·
Infiltrasi,
yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori
tanah.
Secara umum macam-macam siklus hidrologi berdasarkan
jalur yang dilewati air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
·
Siklus
pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk awan
dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan laut.
·
Siklus
sedang, yaitu proses penguapan dari laut maupun dari darat kemudian
terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah daratan yang menyebabkan hujan di
daratan, kemudian air mengalir lagi ke laut melalui sungai di permukaan.
·
Siklus
panjang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian terbentuk
awan. Awan terbawa angin ke daratan yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian
air mengalir ke laut melalui sungai permukaan dan aliran bawah tanah.
4. Angin
Angin terjadi akibat adanya perbedaan
tekanan udara di wilayah permukaan bumi. Perbedaan tekanan ini mengakibatkan
adanya pergerakan aliran massa udara dari daerah yang bertekanan tinggi menuju
daerah yang bertekanan rendah. Berkaitan dengan gerakan angin, seorang ahli
ilmu cuaca dari Prancis yaitu Buys Ballot mengemukakan dua pernyataan yang
dikenal dengan hukum Buys Ballot. Adapun bunyi hukum tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Angin adalah massa udara yang bergerak dari
daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum.
2. Di Belahan Bumi Utara (BBU), arah gerakan
angin dibelokkan ke kanan, sedangkan di Belahan Bumi Selatan (BBS) arah angin
dibelokan ke kiri.
Pembelokan arah angin seperti dikemukakan di atas
terjadi karena adanya gaya Corriolis akibat dari rotasi Bumi. Sirkulasi gerakan
angin di permukaan bumi secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yakni angin umum
dan angin lokal.
a. Angin umum
Angin
umum adalah gerakan massa udara yang senantiasa berembus sepanjang tahun dan
meliputi wilayah yang sangat luas. Jenis angin yang memiliki gerakan seperti
ini antara lain Angin Pasat & antipasat (angin barat), Angin Muson Barat
& Angin Muson Timur.
b. Angin lokal
Angin
lokal adalah jenis angin yang hanya berhembus di wilayah-wilayah dan waktu-waktu
tertentu saja. Beberapa contoh angin jenis ini antara lain yaitu angin
darat-angin laut, angin gunung-angin lembah, angin siklon-angin antisiklon dan
angin fohn.
5. Gletser
Gletser atau glasier atau glesyer adalah
sebuah bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang
merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu yang lama.
Bongkahan es ini dapat berupa wilayah daratan yang sangat luas. Saat ini, es
abadi menutupi sekitar 10% daratan yang ada di bumi. Sebagian besar bongkahan
es yang besar ini berada atau terdapat di wilayah kutub, baik terdapat di
wilyah kutub utara, maupun terdapat di wilayah kutub selatan.
Meskipun banyak
orang yang mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya mereka juga
bisa berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia,
bahkan juga terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa.
Pegunungan Jayawijaya yang terdapat di Provinsi Papua Barat, di Kepulauan
Negara Indonesia, merupakan salah satu contoh pegunungan tinggi yang memiliki
banyak gletser dan terdapat di wilayah garis khatulistiwa yang terkenal lebih
memiliki iklim yang bersifat lebih tropis.
Gletser terjadi di mulai pada lereng
pergunungan yang berbentuk cekungan yang di sebut dengan sirka (cirque). Gletser terbentuk ketika salju
segar turun, setelah mengendap udara yang terperangkap di antara serpihan salju
terdorong keluar sehingga terjadi keping salju padat yang di sebut dengan firn.
Saat salju semakin banyak turun di puncak pegunungan, firn akan terpadatkan
menjadi es gletser. Bebatuan (till)
yang jatuh dari puncak gunung pun akan ikut terbawa oleh gletser ini. Di daerah
yang curam es terpecah menjadi rekahan-rekahan yang berbentuk baji (crevasse). Di ujungnya gletser mencair
dan membentuk aliran sungai yang mengalir ke bawah pegunungan. Karena gletser
berisi dari berbagai macam zat seperti bebatuan, salju, dan sedimen, sehingga
saat gletser meluncur ke bawah akan merubah kontur dari pegunungan.
Gletser-gletser ini akan terus ada
sepanjang musim. Ini sangat tergantung akan keseimbangan temperatur yang
terdapat di wilayah di mana gletser-gletser tersebut berada, khususnya di
wilayah kutub, baik di kutub utara maupun di kutub selatan. Para ilmuan
memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan
Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan
mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
perairan Utara tersebut. Pengaruh pemanasan global atau sering disebut juga
dengan istilah global warming dapat
menyebabkan bongkahan es yang besar ini mengalami proses pencairan. Proses
pencairan ini tidak akan berlangsung secara seketika, namun berlangsung secara
pelan-pelan dan berlangsung secara terus-menerus. Jika hal ini sampai terjadi,
proses pencairan bongkahan es yang besar ini dapat menyebabkan peninggian muka
air laut yang efek terbesarnya tentu saja dapat menenggelamkan beberapa kota
atau beberapa daerah di permukaan bumi yang secara fakta memiliki ketinggian
permukaan yang rendah, bahkan memiliki ketinggian di bawah muka air laut, contohnyaa
seperti kota Amsterdam di Negara Belanda yang di mana kota tersebut memiliki
ketinggian permukaan di bawah ketinggian permukaan air laut yang berada di
sekeliling kota tersebut.
Referensi:
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/geophys/geophys.html#c1
http://klastik.wordpress.com/2010/06/17/pengertian-mineral/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelapukan
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/638386/weathering
http://www.scribd.com/doc/81364870/SIKLUS-HIDROLOGI
http://www.diwarta.com/pengertian-siklus-hidrologi-dan-penyebab-terjadinya/839/
http://www.siswapedia.com/angin/#sthash.cRrHkkV7.dpuf
http://id.wikipedia.org/wiki/Gletser
http://yusufsila2011.weebly.com/4/post/2011/03/pengertian-gletser.html
0 Response to "Tugas Kuliah: Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa"
Post a Comment