-->

Pengetahuan Lingkungan


ASAS-ASAS DAN CABANG-CABANG ILMU EKOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ilmu ekologi juga memiliki asas-asas. Asas-asas dalam ilmu ekologi tersebut merupakan asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam ini. Karena sifat ilmu ekologi yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Asas-asas Ilmu ekologi

Asas-asas ilmu ekologi merupakan asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam ini.

ASAS 1

Semua energi yang memasuki sebuah organisasi hidup populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi  yang tersimpan atau terlepas. Energi dapat diubah dari satu bentuk yang lain,tetapi tidak dapat hilang,dihancurkan, atau diciptakan.

Asas ini sebenarnya serupa dengan hukum termodinamika pertama, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini sering juga dikenal  dengan hukum konsevasi energi yang dapat dikemukakan dengan persamaan matematika yang menunjukkan ekivalensi berbagai bentuk energi. Misalnya kalau W= kerja mekanik, J= unit joule dan H= panas maka W=TH. Asas ini bertanggung jawab untuk menerangkan, bahwa energi itu dapat diubah-ubah. Dan semua yang memasuki makhluk hidup, populasi, atau  ekosistem . Jadi, dalam hal inisistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi.

Contoh :

Energi matahari diubah menjadi energi panas atau energi potensial dalam bentuk makanan. Seperti terjadi pada tumbuhan energi matahari diubah menjadi zat yang dibutuhkan oleh makhluk lain seperti hewan. Energi tanaman ini akan berpindah ke hewan melalui proses memakan dan diubah kebentuk yang lain, sehingga ada sebagian energi yang terpakai dan energi yang berubah ke bentuk yang lain misalnya feses. Dan tidak ada energi yang tidak hilang melainkan ada yang dimanfaatkan oleh organisme lain.

ASAS 2

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efesien. Asas ini tak lain adalah hukum termodinamika kedua yang banyak digunakan dan berlaku dalam fisika. Ini berarti, meskipun energi itu tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut  akan terus diubah ke dalam bentuk yang  kurang bermanfaat.  Semua sistem biologi adalah tidak efisien ,dalam arti kata, hanya  sebagian  saja dari input energi kedalam suatu makhluk hidup,populasi atau ekosistem yang tersedia dapat dipidahkan  dan digunakan  oleh organisme hidup, populasi  uatau ekosistem yang lain.

Contoh :

* Hanya 20 % dari energi potensial dalam BBM digunakan untuk menggerakkan mobil ((energi mekanik)),, 80 % llainnya dilepas ke llingkungan dalam bentuk panas

* Filamen bola llampu 5 % diubah menjadi energi cahaya,, 95 % dilepas dalam bentuk panas

Energi yang tidak seluruhnya dapat dipakai untuk melakukan kerja. Contoh: 10 ton kalori untuk memutar mesin, hasil kerja mesin itu kurang dari 10 ton kalori. Bagian energi yang dapat dipakai untuk melakukan kerja disebut entropi. Lawan dari entropi adalah negentropi (entropi negatif atau pengurangan entropi). Contoh: fotosintesis mempunyai efek negentropi.

ASAS 3

Materi,energi,ruang, waktu, dan keanekaragaman, semua termasuk kategori sumber alam. Perubahan energi oleh sistem biologi yang berlangsung  pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi  dan energi di lingkungannya. Ruang juga dapat memisahkan makhluk hidup dari sumber bahan makanan yang dibutuhkannya, dimana jauh dekatnya menentukan  perkembangan populasi makhluk hidup itu,karena pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai makhluk hidup.

Contoh :

Produktivitas hutan tropis alam di Semenanjung Malaya lebih tinggi daripada hutan iklim sedang di Inggris. Di Malaya hutan tumbuh sepanjang tahun tanpa waktu istirahat, sesuai dengan iklim tropis. Di Inggris, hutan hanya pada musim semi dan musim panas (± 5 bulan). Hal ini terlihat perbedaan waktu, tempat, materi, keanekaragaman dapat mempengaruhi keberadaan organisme karena darii kesemua faktor tersebut akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kemampuan organisme untuk tumbuh, beradaptasi dan bertahan hidup terhadap lingkungannya. Atau dengan kata lain faktor-faktor tersebut akan memberikan perbedaan antara tempat yang satu dengan yang lainnya.

ASAS 4

Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanna sudah mencapai optimum,pengaruh unit kanaikannya sering menurun dengan menambahan sumber alam itu sampai kesuatu tingkat maksimum. Melampaui batas  maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.

Untuk semua kategori sumber alam( kecuali keanekaragaman dan waktu)kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahwa akan berpengaruh merusak  karena kesan peracunan. Ini  adalah asas penjenuhan . Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghacuran yang  disebabkan oleh pengadaan sumber  alam  yang  sudah mendekati batas maksimum.

Dimana batas suhu maksimum membatasi berbagai kegiatan hidup dalam sistem biologi. Melampaui batas suhu optimal, sampai mendekati suhu maksimum,bahkan mengurangi daya perubahan energi. Dalam asas ini terkandung, bahwa pengadaan sumber alam mempunyai  batas optimum, maupaun batas minimum.

Contoh :

Pada sebuah populasi yang berkembang misalnya terjadi peningkatan jumlah individu tertentu maka jika peningkatan sudah mencapai batas maksimum terhadap ketersedian makanan hal ini akan mengakibatkan level maksimum ini akan mengalami penurunan jumlah populasi karena adanya persaingan dalam memperoleh makanan atau sumberalam yang lain. Sehingga individu yang kalah dalam bersaing akan mengalami kematian hal inilah yang akan menurunkan jumlah individu dalam populasi yang maksimum.

ASAS 5

Ada dua jenis  sumber  alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaannya seterusnya,dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. Ada dua hal pada asas ini. Disuatu pihak dapat dibayangkan suatu keadaan atau situasi, dimana jenis sumber alam  tidak akan menimbulkan rangsangan untuk penggunaannya lebih lanjut. Dipihak lainn dapat dibayangkan adanya paling sedikit  dua situasi yang mempunyai kesan merangsang itu.

Contoh :

Misalnya pada suatu organisme seperti monyet, adanya jenis makanan tertentu yang dibutuhkan oleh sekelompok monyet akan mengakibatkan terjadinya  tingkat konsumsi yang tinggi pada jenis makanan tersebut. Hal ini disebabkan karena dengan ditemukannya sumber makanan tersebut maka akan mendorong monyet-monyet  lain untuk datang dan menggunakan sumberalam tersebut. Maka secara tidak langsung keberadaan sumber alam ini akan meningkatkan penggunaan dan daya gunanya.

ASAS 6

Individu dan spesies yang menpunyai lebih banyak  keturunan dari pada saingannya,cenderungan berhasil mengalahkan saingannya itu. Apabila pada makhluk hidup terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik dan kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan, maka makhluk hidup yang kurang mampu beradaptasi, yang kalah dalam persaingan tadi. Keculi makhluk hidup yang dapat penyesuaian diri dengan lingkungan. Bahwa makhluk hidup yang adaptif itu yang mampu menghasilkan  lebih banyak keturunan  dari pada yang non-adaptif.

Contoh :

Keberadaan kupu-kupu Biston Betularia bersayap gelap setelah revolusi industry di Inggris lebih adaptif terhadap lingkungannnya dibandingkan dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah, hal ini terjadi karena kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap tidak terlihat oleh pemangsa karena warna sayapnya yang mirip dengan asap dari pabrik-pabrik. Lain halnya dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah, jenis kupu-kupu ini karena warna sayapnya yang cerah sehingga mudah terlihat oleh pemangsa sehingga terjadi penurunan populasi dan mengakibatkan kepunahan jenis kupu-kupu ini. kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap mampu menghasilkan keturunan yang banyak dibandingkan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah karena kemampuan adaptasinya bagus.

ASAS 7

Kemantapan keanekaragaman suatu komonitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal. Adanya  keteraturan pada  pola faktor lingkungan dalam suatu perioda yang relatif lama, bahwa terdapat  fluktuasi turun naiknya kondisi lingkungan disemua habitat,tetepi besarnya perbedaan dari satu habitat ke habitat lain.

Contoh :

Populasi yang hidup pada suatu habitat dalam lingkungan, dapat memenuhi kebutuhannya karena lingkungan mempunyai kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya dukung lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah maka daya dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung lingkungan dipengaruhi oleh faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran, banjir, gempa, dan kegiatan manusia. Seperti pada daerah yang kondisi alamnya stabil cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan daerah yang kondisi alamnya tidak stabil. Kondisi yang tidak stabil akan secara tidak langsung memaksa organisme untuk bertahan hidup pada kondisi yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan semakin sedikitnya jumlah organisme yang dapat bertahan pada daerah tersebut karena tingkat atau kemampuan adaptasi tiap organism yang satu dengan yang lain berbeda.

Makin beranekaragam komponen biotik (biodiversitas), maka makin tinggi Keanekaragaman. Daerah yang mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis).

ASAS 8

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Bahwa kelompok tak sonomi tertentu dari pada suatu makhluk hidup ditandai keadaan lingkungannya yang khas(nicia). Jadi tiap tiap spesies mempunyai nicia tertentu. Spesies itu dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaingan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda dialam. Tetapi, ada suatu kelompok taksonomi lain yang terdiri atas spesies dengan makan serupa dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam ragam serta luas, maka jelas alam lingkungan itu hanya ditempati oleh spesies yang kecil saja beranekaragaman. Menurut  Whittaker (1960) bahwa reaksi nicia burung terhadap sifat struktur komunitas relatif luas, juga mempunai kesamaan keperluan akan jenis makanannya. Oleh kerena itu burung dapat hidup dalam suatu keadaan limgkungan yang luas dengan spesies yang beranekaragaman.

Contoh :

Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Organisme-organisme akan menempati habitat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya antara zebra dengan jerapah, zebra akan menempati wilayahnya sendiri begtupun juga dengan jerapah. Hal ini karena adanya perbedaan jenis makanan dan kemampuan organisme tersebut dalam mempertahankan hidup. Zebra hidup didaerah yang banyak rumput atau padang rumput sedangkan jerapah hidup di kondisi alam yang banyak menyediakan pohon yang banyak daun mudanya. Atau dapat disimpulkan bahwa pada nicia yang berbeda akan mempengaruhi perilaku organisme yang ada pada tempat itu.

ASAS 9

Keanekaragaman  komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produk tivitas. Morowitz (1968) adanya hubungan antara biomasa, aliran energi dan keanejaragaman dalam suatu sistem biologi. Suatu sistem menyimpan sejumlah materi B(untuk biosama) dan mengandung aliran energi melali materi materi P(untuk produktivitas). Apabila aliran energi itu telah berasosiasi sebanding dengan materinya dan juga materi itu bebas tukar –menukar dengan materi yang tersimpanan, maka jumlah rata-rata yang diperlukan  bagi penggunaan materi dalam sistem itu dapat dinyatakan dengan rumus:

t = K   (K = koefisien tetepannya)

Keanekaragaman suatu sistem (D) sebenernya juga sebanding dengan t, sebab D ialah ukuran jumlah rata-rata waktu yang diperlukan oleh energi  pada sistem itu sampai ketujuan akhirnya. Asas ini mengandung, bahwa efisien  penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sisten bilogi itu dalam suatu komunitas.

Contoh :

Tingkat keberagaman komunitas akan semakin besar jika biomasanya besar dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena aliran energy dalam system tersebut, aliran energy tersebut akan saling tukar-menukar dengan materi yang tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya biomasa pada suatu system simpanan materinya besar maka secara otomatis akan meningkatkan keanekaragaman pada suatu komunitas tersebut

ASAS 10

Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biosama dengan produktivitas    dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 7 dan 9. Dalam perjalanan waktu serta habitat yang stabil D meningkat sebanding dengan  , berarti  meningkat pula. Dalam asas 10, bahwa sistem biologi  menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil.

Hukum  Bergmann menyatakan, bahwa hewan homoioterm dari lingkungan beriklim dingin cenderung ebih besar ukurannya, jadi  mempunyai rasio yang luas permukaan atau berat yag lebih rendah, dibanding dengan hewan  serupa didaerah yang lebih hangat.

Hukum Allen menyatakan pula adanya kecenderungan pemendekan anggota tubuh dibanding dengan  berat tubuh hewan  didaerah dingin  untuk menurunkan rasio luas permukaan atau berat tubuh. Implikasi asas ini  sebuah komunitas atau tingkat makanan dapat dibuat tetap muda dengan memperlakukan fluktuasi iklim yang tidak beraturan.

Contoh :

Pada lingkungan yang stabil hewan yang mampu bertahan akan dapat hidup lebih lama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan efisiensi penggunaan energy sehingga dapat digunakan dalam waktu lama atau jangka panjang. Hal ini dapat dicapai jika jumlah energy yang tersedia dapat digunakan untuk menyokong biomasa yang lebih besar. Contohnya pada populasi jumlah biomasanya besar maka diperlukan energy yang besar pula untuk memenuhi hal tersebut.  Sehingga untuk memenuhi dalam waktu lama diperlukan efisiensi dalam menggunakan energy tersebut.

ASAS 11

Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksplotasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). Hal ini  ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindah energi, biomasa, dankeanekaragaman tingkat organisasi kearah yang belum dewasa. Populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biosama dan keanekaragaman tingkat organisasi kearah yang belum dewasa. Energi materi dan keanekaragaman  mengalir melalui  suatu kisaran yang menuju kearah organisasi yang lebih kompleks atau subsistem yang rendah  keanekaraganamnya kesubsistem yang tinggi keanekaragamannya. Asas ini meneruskan  asas 5 yang mengatakan, bahwa pengadaan yang meningkat dari pada suatu sumber alam, seperti halnya keanekaragaman  yang dapat merangsang libih banyak  penggunaan sumber tersebut. Kemudian diikuti asas 9 yangmenyatakan, bahwa keanekaragaman  yang meningkat dalam  sebuah sistem berarti meningkatkan efisiensi penggunaan energi, ialah dengan mengeksplotasi sistem lain yang menghabiskan  energi untuk mengumpulkan materi dam energi yang dibutuhkan.

Contoh :

Daerah hutan yang ditanami oleh tanaman palawija, maka kondisi hutan ini akan mempengaruhi kondisi tanaman palawija. Seperti adanya serangan babi hutan, kera dan tikus sehingga hanya beberapa tanaman yang dapat bertahan pada kondisi tersebut maka diperlukan usaha yang keras agar kendala ini dapat teratasi. Pada kondisi ini energy mengalir dari tanaman palawija ke hutan dengan perantara hama.

ASAS 12

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat brtgantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan. Asas ini merupakan kelanjutan asas 6 dan 7. Keanekaragaman teru menerus meningkat ilingkungan yang sudan stabil, maka dalam perjalanan watu dapat diharapkan adanya perbaikan terus menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan.  Jadi, dalam sebuah ekosistem yang sudah mantap dalam habitat yang sudah stabil, sifat responsif terhadap fluktuasi faktor alam  yang diperlukan. Implikasi  asa ini adalah  bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evaluasi  yang terbaik dimuka bumi ini. Semua  lebih bergantung  kepada keadaan lingkungan fisik. Kesimpulan asas ini  ialah, bahwa populasi  dalam ekosistem  yang belum mantap, kurang bereaksi  terhadapan perubahan lingkungan fisikokimia dibandang dengan populasi untuk meningkatkan kemampuanberadaptasi dengan keadadaan yang tidak stabil.

Contoh :

Kemampuan ikan dal beradaptasi, seperti ikan betok yang mampu bertahan pada kondisi yang miskin air dan oksigen, langkah yang digunakan oleh ikan jenis ini adalah dengan adaptasi morfologi dan fisiologi tubuhnya sehingga cocok dengan kondisi tersebut. atau pada jenis ikan yang hanya mampu hidup dengan kondisi air yang banyak, jika terjadi perubahan kondisi fisik seperti pendangkalan dan kurangnya air akan berpengaruh pada daya adaptasi ikan ini sehingga kondisi yang sudah stabil tersebut dapat berubah dan mengancam keberadaan spesies tersebut.

ASAS 13

Lingkungan yang secara fisik  mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Pertama asas 7 mengemukakan, bahwa kekompleksan organisasi  makin meningkat pada lingkungan fisik yang sempurna ialah, bahwa akan terjadi kenaikan jumlah spesies  dan varitas pada rantai makanan dalam komunitas.Artinya dalam komunitas yang sempurna, jumlah jalur energi yang masuk melalaui ekosistem meningkat dan bila seuatu yang buruk  terjadi pada jalur, maka kemungkinan  jalur lain  mengambil yang lebih besar, dibanding dengan komunitas  yang belum sempurna . jadi resiko memang  dibagi secara merata  pada ekosisem yang sempurna, sehigga kesempurnaan lebih terjaga.

Contoh :

Kondisi iklim didaerah tropis akan menyebabkan keanekaragaman tinggi. Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability. Daerah yang mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis). Sehingga dalam lingkungan yang stabil dapat mewujudkan kestabilan populasi dan ekosistem. Hal inilah yang menyebabkan keberagaman di hutan tropis cukup tinggi.

ASAS 14

Derajat pola peraturan naik-turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi  sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu. Asas ini kebalikan dari asas 13. Tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada ranytai makanan  dalam ekosistem  yang belum sempurna, menimbulkan derajat  ketidakstabilan populasi yang tinggi. Sehingga  jumlah kecil spesias berinteraksi yang satu dengan yang lain dalam satu cara tertentu sampai terjadinya perpanjangan waktu, maka fluktuasi populasi  yang sangat tinggi mungkin aja berlaku. Masalnya burung yang sangat ber gantung pada tikus tanah sebagai makanan utamanya, dam tikus tanah sangat bergantung kepada suatu spesies tumbuhan , tumbuhan  itu juga bergantung kepada jenis tanah  tertentu untuk keperluan hidup.  

Contoh :

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas atau populasi dapat diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian komunitas lain. Contoh: sebuah kebun jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidak ditanami lagi. Di situ akan bermunculan berbagai jenis gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, maka dalam komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi jenis yang mengisi lahan tersebut. kondissi seperti iklim juga dapat dipengaruhi oleh kondisi iklimnya.

B. Cabang-cabang Ilmu Ekologi

Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:

1.      Ekologi tingkah laku

Menurut Campbell (2004: 299) tingkah laku berupa “bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa rangsangan (stimulus).” Tingkah laku dihasilkan oleh gen dan faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah semua kondisi dimana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan.

2.      Ekologi komunitas

Menurut Philip (2008: 291), ekologi komunitas berhubungan dengan interaksi populasi. Suatu bentuk interkasi adalah persaingan antarspesies (persaingan di antara spesies-spesies yang berbeda).  Pemangsaan adalah bentuk lain dari interaksi komunitas. Secara umum, pemangsa adalah hewan apa pun yang secara total atau sebagian mengonsumsi tanaman atau hewan lain. Secara lebih spesifik, pemangsa bisa dikategorikan sebagai berikut: 

     Pemangsa sejati membunuh dan memakan hewan lain
     Parasit menghabiskan sebagian besar (atau seluruh ) hidupnya dengan bergantung pada organisme lain (inang), memperoleh makanan dari inang dengan memakan jaringan inang.
    Parasitoid adalah serangga yang meletakkan telur-telurnya pada suatu inang (biasanya serangga atau laba-laba).
    Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan.

Simbiosis adalah istilah yang digunakan pada dua spesies yang hidup bersama dalam kontak yang dekat selama sebagian (atau seluruh) hidup mereka. Berikut ini penjelasan ketiga bentuk simbiosis:

    Mutualisme adalah hubungan yang membuat kedua spesies memperoleh keuntungan. Contohnya: pohon akasia dan semut.
    Komensialisme satu spesies memperoleh keuntungan, sementara spesies kedua tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contoh: banya burung membuat sarangnya dipepohonan. Umumnya pohon itu tidak di untungkan maupun dirugikan oleh adanya sarang.
     Parasitisme, parasitisme memperoleh keuntungan dari makhluk hidup yang ditempatinya, sementara inang dirugikan. Contoh: cacing pita di saluran pencernaan hewan, mencuri nutrisi dari inangnya.

3.      Ekofisiologi

Ekofisiologi adalah cabang ilmu ekologi yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja organ, jaringan, dan sel-sel organisme.

4.      Ekologi ekosistem

Tujuan utama mempelajari ekosistem adalah untuk mengetahui produksi dan penggunaan energi. Untuk membantu mencapai tujuan ini, tumbuhan dan hewan dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok yang disebut aras trof yang mencerminkan sumber energi utama berikut ini:

    Produsen primer adalah autotrof yang mengubah energy matahari menjadi energi kimia. Produsen primer meliputi tumbuhan, protista fotosintesis, sianobakteri, dan bakteri kemosintesis.
     Konsumen primer atau herbivora, memakan produsen primer.
    Konsumen sekunder atau karnivora primer, memakan konsumen primer.
    Konsumen tersier atau karnivora sekunder memakan konsumen sekunder.
    Detritivor adalah konsumen yang memperoleh energinya dengan memakan tumbuhan dan hewan mati (detritus). Detritivor terkecil, disebut pengurai, meliputi jamur dan bakteri. Detritivor yang lain meliputi nematoda, cacing tanah, serangga dan pemakan bangkai seperti kepiting, burung bangkai, dan serigala.

6.      Ekologi evolusi

Ekologi evolusi adalah ekologi yang berhubungan dengan makhluk purbakala dan membantu melacak lubang-lubang garis evolusi dan asal-usul (tempat dan waktu) kelompok tumbuhan dan hewan. Menurut Richard (2004: 30) makhluk hidup telah berubah dan berkembang sejak awal kehidupan yang dimulai 3,5 miliar tahun yang lalu. Proses perubahan berjangka panjang ini disebut evolusi. Para ahli ekologi telah banyak mempelajari cara kerja planet dengan mempelajari proses evolusi dan hubungannya dengan perubahan lingkungan.

7.      Ekologi manusia

Ekologi manusia adalah cabang ilmu ekologi yang membahas tentang keadaan lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

8.      Ekologi populasi

Ekologi populasi adalah cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor penentuan besar populasi dan penyebarannya. Menurut Philip (2008 : 285) Ekologi populasia adalah ilmu tentang pertumbuhan, kelimpahan, dan penyebaran populasi. Kelimpahan dan penyebaran populasi dijelaskan oleh istilah-istilah berikut:

     Ukuran populasi, berlambang N, adalah jumlah total individu dalam populasi.
    Kerapatan populasi adalah jumlah total individu per luas atau volume yang ditempati. Mungkin terdapat 100 kerbau/km2 atau 100 nyamuk/m3.
    Pemencaran menjelaskan bagaimana individu-individu didalam populasi tersebar.
    Struktur usia adalah penjelasan tentang kelimpahan individu pada setiap usia.
    Kurva kesintasan menjelaskan bagaimana tingkat kematian individu dalam suatu spesies berbeda-beda selama masa hidupnya.

9.      Ekologi antariksa

Ekologi antariksa adalah cabang ilmu ekologi yang mempelajari tentang pengembangan suatu ekosistem yang dapat melakukan regenerasi secara keseluruhan atau sebagian dengan tujuan untuk menopang kehidupan manusia selama penerbangan antariksa.

10.  Ekologi pelestarian: cabang ekologi yang berkaitan dengan pengelolaan wajar dari sumber daya alam, misal, air, tanah, dan laut untuk kesejahteraan manusia.

11.  Ekologi produksi: cabang ekologi yang berhubungan dengan produksi kasar dan produksi bersih berbagai macam ekosistem sehingga pengelolaan yang sewajarnya dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimum.

12.  Ekologi sosial: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan penduduk dengan lingkungan alam, teknologi, dan masyarakat manusia.

13.  Ekologi tumbuhan: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang tumbuhan sebagai organisme hidup dan mengabaikan hewan dan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Pack, Philip.(2008). Biologi Edisi Ke-2. Bandung: PT. Intan Sejati

Spurgeon, Richard.(2004). Ekologi. Bandung: PT. Intan Sejati

Campbell, Neil A.(2004). Biologi. Jakarta: Erlangga

Soeriatmadja,RE.(1981). Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB

0 Response to "Pengetahuan Lingkungan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel