Pengetahuan Lingkungan
ASAS-ASAS DAN CABANG-CABANG ILMU EKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
Ilmu ekologi juga memiliki asas-asas.
Asas-asas dalam ilmu ekologi tersebut merupakan asas-asas dasar dalam ilmu
ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam ini. Karena sifat ilmu
ekologi yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu
yang lebih fokus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asas-asas Ilmu ekologi
Asas-asas ilmu ekologi merupakan
asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam
ini.
ASAS 1
Semua energi yang memasuki sebuah
organisasi hidup populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepas. Energi dapat
diubah dari satu bentuk yang lain,tetapi tidak dapat hilang,dihancurkan, atau
diciptakan.
Asas ini sebenarnya serupa dengan hukum
termodinamika pertama, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini sering
juga dikenal dengan hukum konsevasi
energi yang dapat dikemukakan dengan persamaan matematika yang menunjukkan
ekivalensi berbagai bentuk energi. Misalnya kalau W= kerja mekanik, J= unit
joule dan H= panas maka W=TH. Asas ini bertanggung jawab untuk menerangkan,
bahwa energi itu dapat diubah-ubah. Dan semua yang memasuki makhluk hidup,
populasi, atau ekosistem . Jadi, dalam
hal inisistem kehidupan dapat dianggap sebagai pengubah energi.
Contoh :
Energi matahari diubah menjadi energi
panas atau energi potensial dalam bentuk makanan. Seperti terjadi pada tumbuhan
energi matahari diubah menjadi zat yang dibutuhkan oleh makhluk lain seperti
hewan. Energi tanaman ini akan berpindah ke hewan melalui proses memakan dan diubah
kebentuk yang lain, sehingga ada sebagian energi yang terpakai dan energi yang
berubah ke bentuk yang lain misalnya feses. Dan tidak ada energi yang tidak
hilang melainkan ada yang dimanfaatkan oleh organisme lain.
ASAS 2
Tak ada sistem pengubahan energi yang
betul-betul efesien. Asas ini tak lain adalah hukum termodinamika kedua yang
banyak digunakan dan berlaku dalam fisika. Ini berarti, meskipun energi itu tak
pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah ke dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Semua sistem biologi adalah tidak efisien
,dalam arti kata, hanya sebagian saja dari input energi kedalam suatu makhluk
hidup,populasi atau ekosistem yang tersedia dapat dipidahkan dan digunakan
oleh organisme hidup, populasi uatau ekosistem yang lain.
Contoh :
* Hanya 20 % dari energi potensial dalam
BBM digunakan untuk menggerakkan mobil ((energi mekanik)),, 80 % llainnya
dilepas ke llingkungan dalam bentuk panas
* Filamen bola llampu 5 % diubah menjadi
energi cahaya,, 95 % dilepas dalam bentuk panas
Energi yang tidak seluruhnya dapat
dipakai untuk melakukan kerja. Contoh: 10 ton kalori untuk memutar mesin, hasil
kerja mesin itu kurang dari 10 ton kalori. Bagian energi yang dapat dipakai
untuk melakukan kerja disebut entropi. Lawan dari entropi adalah negentropi
(entropi negatif atau pengurangan entropi). Contoh: fotosintesis mempunyai efek
negentropi.
ASAS 3
Materi,energi,ruang, waktu, dan
keanekaragaman, semua termasuk kategori sumber alam. Perubahan energi oleh
sistem biologi yang berlangsung pada
kecepatan yang sebanding dengan adanya materi
dan energi di lingkungannya. Ruang juga dapat memisahkan makhluk hidup
dari sumber bahan makanan yang dibutuhkannya, dimana jauh dekatnya
menentukan perkembangan populasi makhluk
hidup itu,karena pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan
energi sebagai makhluk hidup.
Contoh :
Produktivitas hutan tropis alam di
Semenanjung Malaya lebih tinggi daripada hutan iklim sedang di Inggris. Di
Malaya hutan tumbuh sepanjang tahun tanpa waktu istirahat, sesuai dengan iklim
tropis. Di Inggris, hutan hanya pada musim semi dan musim panas (± 5 bulan).
Hal ini terlihat perbedaan waktu, tempat, materi, keanekaragaman dapat
mempengaruhi keberadaan organisme karena darii kesemua faktor tersebut akan
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kemampuan organisme untuk
tumbuh, beradaptasi dan bertahan hidup terhadap lingkungannya. Atau dengan kata
lain faktor-faktor tersebut akan memberikan perbedaan antara tempat yang satu
dengan yang lainnya.
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber alam, kalau
pengadaanna sudah mencapai optimum,pengaruh unit kanaikannya sering menurun
dengan menambahan sumber alam itu sampai kesuatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak akan ada pengaruh
yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam(
kecuali keanekaragaman dan waktu)kenaikan pengadaannya yang melampaui batas
maksimum, bahwa akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini
adalah asas penjenuhan . Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan
penghacuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang
sudah mendekati batas maksimum.
Dimana batas suhu maksimum membatasi
berbagai kegiatan hidup dalam sistem biologi. Melampaui batas suhu optimal,
sampai mendekati suhu maksimum,bahkan mengurangi daya perubahan energi. Dalam
asas ini terkandung, bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, maupaun batas minimum.
Contoh :
Pada sebuah populasi yang berkembang
misalnya terjadi peningkatan jumlah individu tertentu maka jika peningkatan
sudah mencapai batas maksimum terhadap ketersedian makanan hal ini akan
mengakibatkan level maksimum ini akan mengalami penurunan jumlah populasi
karena adanya persaingan dalam memperoleh makanan atau sumberalam yang lain.
Sehingga individu yang kalah dalam bersaing akan mengalami kematian hal inilah
yang akan menurunkan jumlah individu dalam populasi yang maksimum.
ASAS 5
Ada dua jenis sumber
alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaannya seterusnya,dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih
lanjut. Ada dua hal pada asas ini. Disuatu pihak dapat dibayangkan suatu
keadaan atau situasi, dimana jenis sumber alam
tidak akan menimbulkan rangsangan untuk penggunaannya lebih lanjut.
Dipihak lainn dapat dibayangkan adanya paling sedikit dua situasi yang mempunyai kesan merangsang
itu.
Contoh :
Misalnya pada suatu organisme seperti
monyet, adanya jenis makanan tertentu yang dibutuhkan oleh sekelompok monyet
akan mengakibatkan terjadinya tingkat
konsumsi yang tinggi pada jenis makanan tersebut. Hal ini disebabkan karena
dengan ditemukannya sumber makanan tersebut maka akan mendorong
monyet-monyet lain untuk datang dan
menggunakan sumberalam tersebut. Maka secara tidak langsung keberadaan sumber
alam ini akan meningkatkan penggunaan dan daya gunanya.
ASAS 6
Individu dan spesies yang menpunyai lebih
banyak keturunan dari pada
saingannya,cenderungan berhasil mengalahkan saingannya itu. Apabila pada
makhluk hidup terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi
terhadap faktor lingkungan fisik dan kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan, maka makhluk hidup yang kurang mampu beradaptasi,
yang kalah dalam persaingan tadi. Keculi makhluk hidup yang dapat penyesuaian
diri dengan lingkungan. Bahwa makhluk hidup yang adaptif itu yang mampu
menghasilkan lebih banyak keturunan dari pada yang non-adaptif.
Contoh :
Keberadaan kupu-kupu Biston Betularia
bersayap gelap setelah revolusi industry di Inggris lebih adaptif terhadap
lingkungannnya dibandingkan dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah,
hal ini terjadi karena kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap tidak terlihat
oleh pemangsa karena warna sayapnya yang mirip dengan asap dari pabrik-pabrik.
Lain halnya dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah, jenis kupu-kupu
ini karena warna sayapnya yang cerah sehingga mudah terlihat oleh pemangsa
sehingga terjadi penurunan populasi dan mengakibatkan kepunahan jenis kupu-kupu
ini. kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap mampu menghasilkan keturunan
yang banyak dibandingkan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah karena
kemampuan adaptasinya bagus.
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu
komonitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal. Adanya keteraturan pada pola faktor lingkungan dalam suatu perioda
yang relatif lama, bahwa terdapat
fluktuasi turun naiknya kondisi lingkungan disemua habitat,tetepi
besarnya perbedaan dari satu habitat ke habitat lain.
Contoh :
Populasi yang hidup pada suatu habitat
dalam lingkungan, dapat memenuhi kebutuhannya karena lingkungan mempunyai
kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk
mendukung kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya
dukung lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan
lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah maka
daya dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung lingkungan
dipengaruhi oleh faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran, banjir,
gempa, dan kegiatan manusia. Seperti pada daerah yang kondisi alamnya stabil
cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan daerah yang
kondisi alamnya tidak stabil. Kondisi yang tidak stabil akan secara tidak
langsung memaksa organisme untuk bertahan hidup pada kondisi yang berbeda-beda,
hal ini menyebabkan semakin sedikitnya jumlah organisme yang dapat bertahan
pada daerah tersebut karena tingkat atau kemampuan adaptasi tiap organism yang
satu dengan yang lain berbeda.
Makin beranekaragam komponen biotik
(biodiversitas), maka makin tinggi Keanekaragaman. Daerah yang mempunyai
keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali
terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis).
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak
keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup
itu dapat memisahkan takson tersebut. Bahwa kelompok tak sonomi tertentu dari
pada suatu makhluk hidup ditandai keadaan lingkungannya yang khas(nicia). Jadi
tiap tiap spesies mempunyai nicia tertentu. Spesies itu dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaingan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda dialam. Tetapi, ada suatu kelompok
taksonomi lain yang terdiri atas spesies dengan makan serupa dan toleran
terhadap lingkungan yang bermacam ragam serta luas, maka jelas alam lingkungan
itu hanya ditempati oleh spesies yang kecil saja beranekaragaman. Menurut Whittaker (1960) bahwa reaksi nicia burung
terhadap sifat struktur komunitas relatif luas, juga mempunai kesamaan
keperluan akan jenis makanannya. Oleh kerena itu burung dapat hidup dalam suatu
keadaan limgkungan yang luas dengan spesies yang beranekaragaman.
Contoh :
Habitat dan relung, dua istilah tentang
kehidupan organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung
(niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme dalam suatu
komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal
fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Organisme-organisme akan
menempati habitat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya
antara zebra dengan jerapah, zebra akan menempati wilayahnya sendiri begtupun
juga dengan jerapah. Hal ini karena adanya perbedaan jenis makanan dan
kemampuan organisme tersebut dalam mempertahankan hidup. Zebra hidup didaerah
yang banyak rumput atau padang rumput sedangkan jerapah hidup di kondisi alam
yang banyak menyediakan pohon yang banyak daun mudanya. Atau dapat disimpulkan
bahwa pada nicia yang berbeda akan mempengaruhi perilaku organisme yang ada
pada tempat itu.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa
dibagi produk tivitas. Morowitz (1968) adanya hubungan antara biomasa, aliran
energi dan keanejaragaman dalam suatu sistem biologi. Suatu sistem menyimpan sejumlah
materi B(untuk biosama) dan mengandung aliran energi melali materi materi
P(untuk produktivitas). Apabila aliran energi itu telah berasosiasi sebanding
dengan materinya dan juga materi itu bebas tukar –menukar dengan materi yang
tersimpanan, maka jumlah rata-rata yang diperlukan bagi penggunaan materi dalam sistem itu dapat
dinyatakan dengan rumus:
t = K
(K = koefisien tetepannya)
Keanekaragaman suatu sistem (D)
sebenernya juga sebanding dengan t, sebab D ialah ukuran jumlah rata-rata waktu
yang diperlukan oleh energi pada sistem
itu sampai ketujuan akhirnya. Asas ini mengandung, bahwa efisien penggunaan aliran energi dalam sistem biologi
akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sisten bilogi itu
dalam suatu komunitas.
Contoh :
Tingkat keberagaman komunitas akan semakin
besar jika biomasanya besar dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena
aliran energy dalam system tersebut, aliran energy tersebut akan saling
tukar-menukar dengan materi yang tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya
biomasa pada suatu system simpanan materinya besar maka secara otomatis akan
meningkatkan keanekaragaman pada suatu komunitas tersebut
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan
antara biosama dengan produktivitas
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Asas ini merupakan
kelanjutan dari asas 7 dan 9. Dalam perjalanan waktu serta habitat yang stabil
D meningkat sebanding dengan ,
berarti meningkat pula. Dalam asas 10,
bahwa sistem biologi menjalani evolusi
yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan
fisik yang stabil.
Hukum
Bergmann menyatakan, bahwa hewan homoioterm dari lingkungan beriklim
dingin cenderung ebih besar ukurannya, jadi
mempunyai rasio yang luas permukaan atau berat yag lebih rendah,
dibanding dengan hewan serupa didaerah
yang lebih hangat.
Hukum Allen menyatakan pula adanya
kecenderungan pemendekan anggota tubuh dibanding dengan berat tubuh hewan didaerah dingin untuk menurunkan rasio luas permukaan atau
berat tubuh. Implikasi asas ini sebuah
komunitas atau tingkat makanan dapat dibuat tetap muda dengan memperlakukan
fluktuasi iklim yang tidak beraturan.
Contoh :
Pada lingkungan yang stabil hewan yang
mampu bertahan akan dapat hidup lebih lama. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan efisiensi penggunaan energy sehingga dapat digunakan dalam waktu lama
atau jangka panjang. Hal ini dapat dicapai jika jumlah energy yang tersedia
dapat digunakan untuk menyokong biomasa yang lebih besar. Contohnya pada
populasi jumlah biomasanya besar maka diperlukan energy yang besar pula untuk
memenuhi hal tersebut. Sehingga untuk
memenuhi dalam waktu lama diperlukan efisiensi dalam menggunakan energy
tersebut.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa)
mengeksplotasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). Hal ini ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang
sudah dewasa memindah energi, biomasa, dankeanekaragaman tingkat organisasi
kearah yang belum dewasa. Populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa
memindahkan energi, biosama dan keanekaragaman tingkat organisasi kearah yang
belum dewasa. Energi materi dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran
yang menuju kearah organisasi yang lebih kompleks atau subsistem yang rendah keanekaraganamnya kesubsistem yang tinggi
keanekaragamannya. Asas ini meneruskan
asas 5 yang mengatakan, bahwa pengadaan yang meningkat dari pada suatu
sumber alam, seperti halnya keanekaragaman
yang dapat merangsang libih banyak
penggunaan sumber tersebut. Kemudian diikuti asas 9 yangmenyatakan,
bahwa keanekaragaman yang meningkat
dalam sebuah sistem berarti meningkatkan
efisiensi penggunaan energi, ialah dengan mengeksplotasi sistem lain yang
menghabiskan energi untuk mengumpulkan
materi dam energi yang dibutuhkan.
Contoh :
Daerah hutan yang ditanami oleh tanaman
palawija, maka kondisi hutan ini akan mempengaruhi kondisi tanaman palawija.
Seperti adanya serangan babi hutan, kera dan tikus sehingga hanya beberapa
tanaman yang dapat bertahan pada kondisi tersebut maka diperlukan usaha yang
keras agar kendala ini dapat teratasi. Pada kondisi ini energy mengalir dari
tanaman palawija ke hutan dengan perantara hama.
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau
tabiat brtgantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu
lingkungan. Asas ini merupakan kelanjutan asas 6 dan 7. Keanekaragaman teru
menerus meningkat ilingkungan yang sudan stabil, maka dalam perjalanan watu
dapat diharapkan adanya perbaikan terus menerus dalam sifat adaptasi terhadap
lingkungan. Jadi, dalam sebuah ekosistem
yang sudah mantap dalam habitat yang sudah stabil, sifat responsif terhadap
fluktuasi faktor alam yang diperlukan.
Implikasi asa ini adalah bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi
evaluasi yang terbaik dimuka bumi ini.
Semua lebih bergantung kepada keadaan lingkungan fisik. Kesimpulan
asas ini ialah, bahwa populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadapan perubahan lingkungan fisikokimia
dibandang dengan populasi untuk meningkatkan kemampuanberadaptasi dengan
keadadaan yang tidak stabil.
Contoh :
Kemampuan ikan dal beradaptasi, seperti
ikan betok yang mampu bertahan pada kondisi yang miskin air dan oksigen,
langkah yang digunakan oleh ikan jenis ini adalah dengan adaptasi morfologi dan
fisiologi tubuhnya sehingga cocok dengan kondisi tersebut. atau pada jenis ikan
yang hanya mampu hidup dengan kondisi air yang banyak, jika terjadi perubahan
kondisi fisik seperti pendangkalan dan kurangnya air akan berpengaruh pada daya
adaptasi ikan ini sehingga kondisi yang sudah stabil tersebut dapat berubah dan
mengancam keberadaan spesies tersebut.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Pertama asas 7 mengemukakan,
bahwa kekompleksan organisasi makin
meningkat pada lingkungan fisik yang sempurna ialah, bahwa akan terjadi
kenaikan jumlah spesies dan varitas pada
rantai makanan dalam komunitas.Artinya dalam komunitas yang sempurna, jumlah
jalur energi yang masuk melalaui ekosistem meningkat dan bila seuatu yang
buruk terjadi pada jalur, maka
kemungkinan jalur lain mengambil yang lebih besar, dibanding dengan
komunitas yang belum sempurna . jadi
resiko memang dibagi secara merata pada ekosisem yang sempurna, sehigga
kesempurnaan lebih terjaga.
Contoh :
Kondisi iklim didaerah tropis akan
menyebabkan keanekaragaman tinggi. Keaneragaman tinggi sering disebut diversity
is stability. Daerah yang mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika
(di kawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya
satu jenis). Sehingga dalam lingkungan yang stabil dapat mewujudkan kestabilan
populasi dan ekosistem. Hal inilah yang menyebabkan keberagaman di hutan tropis
cukup tinggi.
ASAS 14
Derajat pola peraturan naik-turunnya
populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu. Asas ini kebalikan dari asas 13. Tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada ranytai makanan dalam
ekosistem yang belum sempurna,
menimbulkan derajat ketidakstabilan
populasi yang tinggi. Sehingga jumlah
kecil spesias berinteraksi yang satu dengan yang lain dalam satu cara tertentu
sampai terjadinya perpanjangan waktu, maka fluktuasi populasi yang sangat tinggi mungkin aja berlaku.
Masalnya burung yang sangat ber gantung pada tikus tanah sebagai makanan
utamanya, dam tikus tanah sangat bergantung kepada suatu spesies tumbuhan ,
tumbuhan itu juga bergantung kepada
jenis tanah tertentu untuk keperluan
hidup.
Contoh :
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
komunitas atau populasi dapat diamati dan seringkali perubahan itu berupa
pergantian komunitas lain. Contoh: sebuah kebun jagung yang ditinggalkan
setelah panen dan tidak ditanami lagi. Di situ akan bermunculan berbagai jenis
gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, maka
dalam komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi jenis yang mengisi
lahan tersebut. kondissi seperti iklim juga dapat dipengaruhi oleh kondisi
iklimnya.
B. Cabang-cabang Ilmu Ekologi
Karena sifatnya yang masih sangat luas,
maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu:
1.
Ekologi tingkah laku
Menurut Campbell (2004: 299) tingkah
laku berupa “bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara tertentu
sebagai respons terhadap beberapa rangsangan (stimulus).” Tingkah laku
dihasilkan oleh gen dan faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi adalah semua kondisi dimana gen yang mendasari perilaku itu
diekspresikan.
2.
Ekologi komunitas
Menurut Philip (2008: 291), ekologi
komunitas berhubungan dengan interaksi populasi. Suatu bentuk interkasi adalah
persaingan antarspesies (persaingan di antara spesies-spesies yang
berbeda). Pemangsaan adalah bentuk lain
dari interaksi komunitas. Secara umum, pemangsa adalah hewan apa pun yang
secara total atau sebagian mengonsumsi tanaman atau hewan lain. Secara lebih
spesifik, pemangsa bisa dikategorikan sebagai berikut:
Pemangsa sejati membunuh dan memakan hewan lain
Parasit menghabiskan sebagian besar (atau seluruh ) hidupnya dengan
bergantung pada organisme lain (inang), memperoleh makanan dari inang dengan
memakan jaringan inang.
Parasitoid adalah serangga yang meletakkan telur-telurnya pada suatu
inang (biasanya serangga atau laba-laba).
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan.
Simbiosis adalah istilah yang digunakan
pada dua spesies yang hidup bersama dalam kontak yang dekat selama sebagian
(atau seluruh) hidup mereka. Berikut ini penjelasan ketiga bentuk simbiosis:
Mutualisme adalah hubungan yang membuat kedua spesies memperoleh
keuntungan. Contohnya: pohon akasia dan semut.
Komensialisme satu spesies memperoleh keuntungan, sementara spesies
kedua tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contoh: banya burung membuat
sarangnya dipepohonan. Umumnya pohon itu tidak di untungkan maupun dirugikan
oleh adanya sarang.
Parasitisme, parasitisme memperoleh keuntungan dari makhluk hidup yang
ditempatinya, sementara inang dirugikan. Contoh: cacing pita di saluran
pencernaan hewan, mencuri nutrisi dari inangnya.
3.
Ekofisiologi
Ekofisiologi adalah cabang ilmu ekologi
yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja organ, jaringan, dan sel-sel
organisme.
4.
Ekologi ekosistem
Tujuan utama mempelajari ekosistem
adalah untuk mengetahui produksi dan penggunaan energi. Untuk membantu mencapai
tujuan ini, tumbuhan dan hewan dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok yang
disebut aras trof yang mencerminkan sumber energi utama berikut ini:
Produsen primer adalah autotrof yang mengubah energy matahari menjadi
energi kimia. Produsen primer meliputi tumbuhan, protista fotosintesis,
sianobakteri, dan bakteri kemosintesis.
Konsumen primer atau herbivora, memakan produsen primer.
Konsumen sekunder atau karnivora primer, memakan konsumen primer.
Konsumen tersier atau karnivora sekunder memakan konsumen sekunder.
Detritivor adalah konsumen yang memperoleh energinya dengan memakan
tumbuhan dan hewan mati (detritus). Detritivor terkecil, disebut pengurai,
meliputi jamur dan bakteri. Detritivor yang lain meliputi nematoda, cacing
tanah, serangga dan pemakan bangkai seperti kepiting, burung bangkai, dan
serigala.
6.
Ekologi evolusi
Ekologi evolusi adalah ekologi yang
berhubungan dengan makhluk purbakala dan membantu melacak lubang-lubang garis
evolusi dan asal-usul (tempat dan waktu) kelompok tumbuhan dan hewan. Menurut
Richard (2004: 30) makhluk hidup telah berubah dan berkembang sejak awal
kehidupan yang dimulai 3,5 miliar tahun yang lalu. Proses perubahan berjangka
panjang ini disebut evolusi. Para ahli ekologi telah banyak mempelajari cara
kerja planet dengan mempelajari proses evolusi dan hubungannya dengan perubahan
lingkungan.
7.
Ekologi manusia
Ekologi manusia adalah cabang ilmu
ekologi yang membahas tentang keadaan lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan manusia.
8.
Ekologi populasi
Ekologi populasi adalah cabang ekologi
yang menitikberatkan hubungan antara kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor
penentuan besar populasi dan penyebarannya. Menurut Philip (2008 : 285) Ekologi
populasia adalah ilmu tentang pertumbuhan, kelimpahan, dan penyebaran populasi.
Kelimpahan dan penyebaran populasi dijelaskan oleh istilah-istilah berikut:
Ukuran populasi, berlambang N, adalah jumlah total individu dalam
populasi.
Kerapatan populasi adalah jumlah total individu per luas atau volume
yang ditempati. Mungkin terdapat 100 kerbau/km2 atau 100 nyamuk/m3.
Pemencaran menjelaskan bagaimana individu-individu didalam populasi
tersebar.
Struktur usia adalah penjelasan tentang kelimpahan individu pada setiap
usia.
Kurva kesintasan menjelaskan bagaimana tingkat kematian individu dalam
suatu spesies berbeda-beda selama masa hidupnya.
9.
Ekologi antariksa
Ekologi antariksa adalah cabang ilmu
ekologi yang mempelajari tentang pengembangan suatu ekosistem yang dapat
melakukan regenerasi secara keseluruhan atau sebagian dengan tujuan untuk
menopang kehidupan manusia selama penerbangan antariksa.
10.
Ekologi pelestarian: cabang ekologi yang berkaitan dengan pengelolaan
wajar dari sumber daya alam, misal, air, tanah, dan laut untuk kesejahteraan
manusia.
11.
Ekologi produksi: cabang ekologi yang berhubungan dengan produksi kasar
dan produksi bersih berbagai macam ekosistem sehingga pengelolaan yang
sewajarnya dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimum.
12.
Ekologi sosial: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang hubungan
penduduk dengan lingkungan alam, teknologi, dan masyarakat manusia.
13.
Ekologi tumbuhan: cabang ilmu ekologi yang membahas tentang tumbuhan
sebagai organisme hidup dan mengabaikan hewan dan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Pack, Philip.(2008). Biologi Edisi Ke-2.
Bandung: PT. Intan Sejati
Spurgeon, Richard.(2004). Ekologi.
Bandung: PT. Intan Sejati
Campbell, Neil A.(2004). Biologi.
Jakarta: Erlangga
Soeriatmadja,RE.(1981). Ilmu Lingkungan.
Bandung: ITB
0 Response to "Pengetahuan Lingkungan"
Post a Comment